Raisi: Wilayah Eropa Tidak Boleh Digunakan Sebagai Basis Plot Anti-Iran

Raisi: Wilayah Eropa Tidak Boleh Digunakan Sebagai Landasan Peluncuran Plot Anti-Iran

Tehran, Purna Warta Presiden Iran Ibrahim Raisi memperingatkan negara-negara Eropa agar tidak membiarkan wilayah mereka digunakan sebagai basis plot anti-Iran yang menargetkan Republik Islam.

“Wilayah negara-negara Eropa seharusnya tidak menjadi basis plot anti-iran dan ancaman terhadap kepentingan bangsa Republik Islam,” kata kepala eksekutif pada hari Rabu (1/3) ketika dia menerima telepon dari Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo.

Baca Juga : Iran Usir Dua Diplomat Jerman Atas Tindakan Intervensi Berlin

Iran cenderung mempertahankan dan meningkatkan hubungan yang baik dan konstruktif dengan seluruh dunia, termasuk Eropa, kata Raisi.

Dia, bagaimanapun, memperingatkan pemerintah asing, termasuk yang ada di benua itu, untuk menghindari pengaruh informasi palsu yang disebarkan oleh gerakan anti-Iran.

“Jika pemerintah memilih jalur konfrontasi di bawah pengaruh informasi palsu dan menyesatkan yang disediakan oleh gerakan teroris dan tentara bayaran, mereka akan kalah,” kata Raisi.

Presiden Iran merujuk pada kampanye demonisasi dan kesalahan informasi yang sedang berlangsung yang telah dipimpin selama beberapa dekade oleh kelompok teroris anti-Iran seperti Organisasi Mujahedin-e-Khalq (MKO).

Baca Juga : Demonstrasi Besar-Besaran Israel, Jalan Ditutup dan Tentara Ikut Protes

Uni Eropa telah menghapus nama MKO dari daftar organisasi terorisnya dan mengizinkan para pemimpin dan anggotanya untuk berkeliaran dengan bebas melintasi benua dan mengadakan konferensi mewah di sana.

Sementara aksi teror kelompok tersebut bertanggung jawab atas pembunuhan ribuan warga Iran sejak kemenangan Revolusi Islam Iran pada 1979.

Raisi juga menyatakan keprihatinannya tentang dukungan beberapa negara Eropa untuk kegiatan Islamofobia.

Beberapa negara Eropa dituduh memungkinkan Islamofobia “yang disponsori negara” dengan berkontribusi pada penindasan sistematis terhadap komunitas Muslim mereka dan mentolerir penghinaan terhadap agama Ibrahim.

“Republik Islam cenderung untuk menyelesaikan masalah dengan pihak lain melalui pendekatan kooperatif, tentu saja, dengan syarat bahwa pihak lain juga memilih pendekatan semacam itu,” kata Raisi.

Baca Juga : Seismolog yang Memprediksi Gempa Turki Kembali Berikan Peringatan

Pejabat Belgia, pada bagiannya, menekankan pada perkembangan penting hubungan antara kedua belah pihak mengingat sejarah hubungan diplomatik mereka selama 130 tahun.

“Belgia selalu memilih jalur dialog menuju penguatan hubungannya dengan Iran dan cenderung menyelesaikan berbagai masalah melalui pendekatan yang didasarkan pada pemahaman dan kerja sama,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *