Seoul, Purna Warta – Seluruh kabinet Korea Selatan pada hari Rabu mengajukan pengunduran diri setelah Presiden Yoon Suk Yeol gagal memberlakukan darurat militer di negara itu, menurut laporan media lokal.
Menurut penyiar KBS, kabinet mengajukan pengunduran diri setelah staf senior kepresidenan secara kolektif mengundurkan diri.
Baca Juga : Iran Bertekad Lawan Teroris dengan Berkoordinasi dengan Negara-negara Tetangga
Pada Rabu pagi, Kantor Kepresidenan mengumumkan pengunduran diri massal kepala staf dan sekretaris senior.
Namun, di pagi hari yang sama, Perdana Menteri Han Duck-soo sempat menyatakan bahwa dirinya akan terus melayani rakyat setelah perintah darurat militer dicabut pada malam sebelumnya.
Pengunduran diri ini terjadi setelah deklarasi darurat militer yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi dengan cepat dibatalkan oleh parlemen, sehingga memicu gejolak politik besar di Korea Selatan.
Presiden Yoon mendeklarasikan darurat militer pada Selasa pukul 22.25 waktu setempat, tetapi mengumumkan pencabutannya pada Rabu pukul 04.27 pagi. Ini adalah kali pertama dalam 45 tahun darurat militer diumumkan di negara tersebut.
Baca Juga : Jenderal Tertinggi Iran: Lonjakan Terorisme di Suriah Bagian Rencana AS-Israel
Namun, sebanyak 190 anggota parlemen dari total 300 kursi menolak langkah tersebut, sehingga Presiden Yoon wajib mematuhi keputusan mereka.
Dalam rapat kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri Han Duck-soo, resolusi dicapai setelah Presiden Yoon membatalkan keputusannya untuk memberlakukan darurat militer, yang sebelumnya telah ditolak oleh mayoritas anggota parlemen.