Beijing, Purna Warta – Presiden Suriah Bashar al-Assad telah tiba di Tiongkok untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi mengenai perluasan hubungan politik dan ekonomi antara kedua negara, menandai perjalanan resmi pertamanya ke negara Asia Timur tersebut dalam hampir dua dekade.
Baca Juga : Hamas Kecam Kongo yang Berencana Memindahkan Kedubesnya untuk Israel ke Al-Quds
Presiden Assad tiba di kota Hangzhou di Tiongkok timur pada hari Kamis, di mana ia dijadwalkan menghadiri upacara pembukaan Asian Games bersama lebih dari selusin pejabat asing pada akhir pekan.
Ia juga akan memimpin delegasi untuk serangkaian pertemuan di beberapa kota di Tiongkok, termasuk pertemuan puncak dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Kunjungan terbaru ini terjadi di tengah upaya negara-negara untuk meningkatkan hubungan dengan Damaskus, yang berada dalam cengkeraman militansi dan terorisme yang didukung asing pada tahun 2011.
Baca Juga : Burkina Faso Usir Atase Pertahanan Prancis karena Kegiatan Subversif
Tiongkok dapat memainkan peran penting dalam rekonstruksi Suriah di masa depan, yang diperkirakan akan menelan biaya puluhan miliar dolar, kata para pengamat.
Tahun lalu, Suriah bergabung dengan Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok, sebuah mega proyek di mana Beijing telah memperluas pengaruhnya di kawasan berkembang melalui proyek infrastruktur.
Hal ini terjadi ketika Damaskus telah menyatakan dengan jelas bahwa mereka tidak tertarik pada dukungan Barat untuk rekonstruksi mengingat peran Barat dalam perang dan fakta bahwa bantuan mereka akan dikaitkan dengan tuntutan politik yang tidak dapat diterima.
Baca Juga : Republik Afrika Tengah Salahkan Barat di Majelis PBB atas Krisis Migrasi
Presiden Suriah menghadapi sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat, Eropa, Australia, Kanada, dan Swiss, namun upaya untuk menerapkan sanksi multilateral terhadap pemerintahannya gagal mendapatkan dukungan bulat di Dewan Keamanan PBB, yang mana Tiongkok dan Rusia merupakan anggotanya.
Kunjungan terakhir Assad ke Tiongkok terjadi pada tahun 2004. Ini adalah kunjungan pertama kepala negara Suriah ke Tiongkok sejak negara-negara tersebut menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1956.