Kuala Lumpur, Purna Warta – Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada Minggu (8/10) mengatakan komunitas internasional terus mengambil tindakan sepihak terhadap segala bentuk kekejaman dan penindasan terhadap rakyat Palestina.
Baca Juga : Hizbullah dan Israel Saling Baku Tembak saat Ketegangan Regional Meningkat
“Penyitaan tanah dan harta benda milik rakyat Palestina dilakukan tanpa henti oleh Zionis. Akibat ketidakadilan ini, ratusan nyawa tak berdosa menjadi korban,” kata Anwar dalam postingan di X, menurut Anadolu Agency.
“Malaysia tetap solidaritas dengan perjuangan rakyat Palestina,” tegasnya.
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan Kaula Lumpur prihatin atas banyaknya korban jiwa akibat bentrokan di dan sekitar Jalur Gaza.
Baca Juga : Aktivis Pakistan Gelar Unjukrasa Dukung Palestina di Islamabad
Pada saat kritis ini, korban jiwa, penderitaan, dan kehancuran lebih lanjut harus dihentikan dan pihak-pihak yang bertikai harus menahan diri dan mengurangi ketegangan, tambahnya.
Kaula Lumpur menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB untuk “segera mengadakan sidang darurat untuk menuntut semua pihak menghentikan kekerasan serta menghormati dan melindungi kehidupan warga sipil yang tidak bersalah.”
Hamas berkoordinasi dengan kelompok Perlawanan Palestina lainnya melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa pada hari Sabtu dan mengatakan serangan mendadak itu merupakan respons terhadap penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan pemukim. Dikatakan bahwa mereka menembakkan roket dan menangkap banyak Zionis.
Baca Juga : Mesir Diminta Israel untuk Tengahi Pembebasan Tawanan Hamas
Sekitar 750 orang Zionis telah hilang sejak pertempuran terjadi pada Sabtu pagi, media lokal Zionis melaporkan pada Minggu pagi. Setidaknya 313 warga Palestina tewas dan hampir 2.000 lainnya terluka dalam serangan itu, menurut sumber medis di Gaza, sementara jumlah korban tewas di Israel meningkat menjadi 600 orang.
Lebih dari 3.000 roket telah diluncurkan oleh Hamas ke wilayah pendudukan sejak Sabtu pagi, menurut tentara rezim Israel.