Piagam Cyrus resmi diakui oleh UNESCO

Samarkand, Purna Warta – Konferensi Umum UNESCO ke-43, yang diselenggarakan di Samarkand, secara resmi mengakui Piagam Cyrus sebagai dokumen tertulis pertama di dunia tentang hak asasi manusia, dengan persetujuan bulat dari seluruh negara anggota.

Pada sesi ke-43 Konferensi Umum, yang berlangsung dari 30 Oktober hingga 13 November 2025, di kota Samarkand, Piagam Cyrus Agung secara resmi disetujui. Resolusi yang diadopsi secara konsensus ini mengidentifikasi Piagam tersebut sebagai dokumen dasar dalam sejarah peradaban manusia dan ekspresi tertulis paling awal dari prinsip-prinsip seperti kebebasan, keadilan, toleransi, dan penghormatan terhadap keberagaman budaya.

Berdasarkan ketentuan resolusi ini, UNESCO diberi mandat untuk mengintegrasikan ajaran-ajaran yang berasal dari Piagam Cyrus ke dalam program-program pendidikan, budaya, dan hak asasi manusianya. Mesir, Irak, Kolombia, India, Nigeria, Aljazair, Pakistan, Bangladesh, Kenya, Senegal, Armenia, dan Polandia termasuk di antara negara-negara yang secara resmi mendukung adopsi dokumen ini.

Berdasarkan resolusi ini, Direktur Jenderal UNESCO diwajibkan untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam Piagam Cyrus ke dalam kerangka keadilan sosial, dialog antarbudaya, pendidikan untuk perdamaian, dan pembangunan berkelanjutan—khususnya Tujuan 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh) dan Tujuan 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).

Pencapaian ini tidak hanya menghidupkan kembali status peradaban Iran tetapi juga memperkuat diplomasi budayanya, yang kini bergema secara global dengan pesan “kemanusiaan, keadilan, dan koeksistensi budaya.”

Selama bertahun-tahun, Iran telah berupaya untuk menegaskan kembali posisi historis dan budayanya di dalam organisasi internasional seperti UNESCO.

Konferensi Umum adalah salah satu badan pengambil keputusan tertinggi UNESCO, tempat negara-negara anggota bersidang untuk mengadopsi kebijakan, program, anggaran, dan resolusi utama.

Di bidang pendaftaran warisan budaya, Iran juga telah mencapai prestasi penting: per Juli 2025, negara ini memiliki 29 situs yang terdaftar dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO.

Sebelumnya, UNESCO telah menyetujui dua peringatan besar dengan partisipasi Iran: peringatan 1.150 tahun wafatnya Bayazid Bastami, yang diakui sebagai maestro mistisisme Islam (didukung oleh Armenia, Tajikistan, dan Turki), dan peringatan seratus tahun kehidupan keilmuan Allameh Tabatabaei, yang menekankan karya pentingnya, Prinsip-Prinsip Filsafat dan Metode Realisme (didukung oleh Azerbaijan, Irak, dan Pakistan).

Ini menandai pertama kalinya sebuah dokumen kuno Iran diakui secara global sebagai piagam yang terkait langsung dengan konsep hak asasi manusia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *