Tehran, Purna Warta – Pejabat tinggi hak asasi manusia Iran mengecam utusan Inggris untuk Tehran, Simon Shercliff, atas sikap “munafik”-nya terhadap situasi jurnalis dan kebebasan berekspresi di Republik Islam.
Dalam sebuah posting intervensionis di Twitter, yang baru-baru ini diganti namanya menjadi X, pada hari Selasa, Shercliff meminta pemerintah Iran untuk “membebaskan semua individu yang ditahan secara sewenang-wenang, termasuk semua jurnalis.” Beberapa saat ini sedang ditahan dan diselidiki untuk kemungkinan hubungan dengan perusuh.
Baca Juga : LSM: Kekerasan Pemukim Israel Bertanggung Jawab Atas Hilangnya Komunitas Palestina
“Apakah duta besar Inggris, yang dengan munafik mengomentari jurnalisme dan kebebasan berekspresi dan memposting tweet, memiliki keberanian untuk mengungkapkan keprihatinan tentang situasi jurnalis di negaranya sendiri dan memberikan penghormatan kepada mereka?” Kazem Gharibabadi, sekretaris Dewan Tinggi Hak Asasi Manusia Iran, mengatakan dalam sebuah posting di X pada hari Kamis (10/8).
Dia bertanya-tanya apakah Duta Besar Inggris punya penjelasan tentang situasi jurnalis di negaranya sendiri.
Gharibabadi juga menyebut sejumlah jurnalis Inggris yang ditahan di Inggris, termasuk Martin Banks, Rich Felgate dan Rita Pal, atas berbagai tuduhan.
Kementerian Luar Negeri Iran pada hari Rabu (9/8) memanggil utusan Inggris untuk menyuarakan protes keras terhadap pernyataannya, yang bertentangan dengan norma diplomatik.
Iran mengatakan kerusuhan 2022 di negara itu adalah hasil dari unsur-unsur yang didukung asing yang mengeksploitasi kematian malang seorang wanita muda bernama Mahsa Amini untuk mendatangkan malapetaka di seluruh negeri.
Baca Juga : Menlu Iran Kunjungi Afrika Selatan Untuk Konsolidasikan Hubungan Di Berbagai Bidang
Tehran selama beberapa bulan terakhir memanggil utusan Inggris beberapa kali untuk memprotes dukungan Inggris terhadap perusuh.
Iran mengatakan media yang berbasis di London, termasuk BBC Persia dan Iran International, telah terlibat dalam “terorisme media”, menghasut kekerasan dan tindakan vandalisme di negara tersebut.