Islamabad, Purna Warta – Pakistan telah menolak keberatan Amerika Serikat terhadap keputusannya untuk mulai mengerjakan proyek pipa gas bersama antara negara tersebut dan Iran.
Baca Juga : Iran: Dunia Menuntut Pengusiran Israel dari Komisi Perempuan PBB
Akhir bulan lalu, Muhammad Ali, menteri energi sementara Pakistan, mengatakan pekerjaan pada pipa sepanjang 80 kilometer (49 mil) yang terletak di wilayah Pakistan akan dilakukan. Washington menentang proyek pipa gas Iran, dengan mengatakan bahwa proyek tersebut dapat melanggar sanksi ilegal yang telah dijatuhkan terhadap Teheran.
Pada hari Kamis, Mumtaz Zahra Baloch, juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan, ditanyai dalam konferensi pers apakah Islamabad telah menghubungi Washington mengenai keputusan untuk mulai membangun pipa tersebut.
“Kabinet Pakistan memutuskan, beberapa hari yang lalu, untuk mulai mengerjakan pipa Pakistan-Iran sepanjang 80 kilometer, dan ini adalah awal dari pembangunan pipa tersebut dan ini sesuai dengan komitmen kami terhadap pipa Iran-Pakistan,” Baloch berkata sebagai tanggapan.
“Dan karena pipa ini dibangun di dalam wilayah Pakistan, kami yakin tidak ada ruang untuk keberatan dari pihak ketiga mana pun pada saat ini,” tambahnya.
Proyek yang diluncurkan pada tahun 2013 ini mengharuskan Pakistan menyelesaikan pembangunan pipa di wilayahnya pada akhir tahun 2014.
Baca Juga : IRGC: Front Perlawanan Memiliki Potensi Besar yang Belum Dieksploitasi
Namun pekerjaan tersebut terhenti, sehingga membuat marah Teheran, yang mengatakan pihaknya telah menginvestasikan $2 miliar untuk pembangunan pipa di sisi perbatasannya.
Pakistan kemungkinan akan menghadapi denda sebesar $18 miliar jika mengakhiri perjanjian pipa gas.