Tehran, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Malaysia Zambry Abdul Kadir telah menyatakan penolakan negaranya terhadap sanksi AS terhadap Iran, dengan mengatakan Kuala Lumpur tidak akan pernah mengakui sanksi kejam tersebut.
Dalam pertemuan dengan Presiden Iran Ibrahim Raisi di Tehran pada hari Selasa (22/8), Zambry menggambarkan Republik Islam sebagai “mitra yang sangat penting” Malaysia di kawasan dan dunia Muslim.
Baca Juga : Presiden Raisi Tekankan Pentingnya BRICS Dalam Perekonomian Global
Dia juga memuji pertemuan “positif” dengan para pejabat Iran selama perjalanannya ke Tehran pada 20-23 Agustus.
Zambry lebih lanjut menyerukan pengembangan hubungan bilateral, khususnya di bidang pertanian, kedokteran, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Raisi, pada bagiannya, mengatakan bahwa merancang rencana kerja sama strategis jangka panjang antara Iran dan Malaysia akan “membuka cakrawala baru” dalam hubungan bilateral.
Ia juga menyatakan harapan bahwa rencana kerja sama ini akan mengarah pada peningkatan hubungan dan pertukaran ekonomi.
Baca Juga : Ahli Bedah Terkemuka Iran Temukan Pengobatan Untuk Penyakit Ginekologi Langka
Diplomat terkemuka Malaysia tersebut melakukan kunjungan resmi pertamanya ke Iran sejak menjabat Desember lalu, atas undangan rekannya dari Iran, Hussein Amir-Abdullahian.
Dalam pertemuan hari Senin, Zambry dan Amir-Abdullahian mengadakan pembicaraan tentang peningkatan lebih lanjut hubungan Iran-Malaysia dan beberapa isu utama regional dan internasional.
Mereka selanjutnya sepakat untuk mempercepat ekstradisi penjahat dan pertukaran tahanan.
Baca Juga : Perpanjangan Penangkapan Maher Al-Akhrs, Salah Satu Pemimpin Gerakan Jihad Islami
Menteri Luar Negeri Iran mengatakan bahwa sesi komisi ekonomi gabungan Iran-Malaysia akan diadakan di Tehran dalam waktu dekat dan sub-komitenya akan mengadakan sesi reguler untuk membahas masalah konsuler, perdagangan, ekonomi dan budaya serta perang melawan terorisme.
Dia mencatat bahwa upaya diplomatik sedang dilakukan untuk mengatur kunjungan Presiden Raisi ke Kuala Lumpur dan perdana menteri Malaysia ke Tehran.