Tehran, Purna Warta – Dalam sebuah postingan di akun Twitter-nya pada hari Sabtu (11/1), Amir-Abdullahian mengatakan resolusi picisan untuk mendukung kultus teroris anti-Iran MKO menunjukkan rencana AS untuk mempromosikan terorisme model Daesh dalam upaya untuk menghancurkan Iran.
“Resolusi Kongres AS yang tidak berharga untuk mendukung kultus teror Monafeghin (orang-orang munafik) menunjukkan, sekali lagi, nafsu tak terpuaskan mereka untuk menginstrumentasi terorisme dan sekenario model DAESH – yang menghancurkan Suriah dan Irak – untuk menghancurkan Iran,” tweet diplomat Iran itu.
Baca Juga : AS Tekan Banyak Negara, Abaikan Bantuan Gempa untuk Suriah
Resolusi bipartisan diperkenalkan ke DPR oleh Rep. Tom McClintock pada tanggal 7 Februari dan memiliki 164 cosponsor lainnya. Itu telah dirujuk ke Komite DPR untuk Urusan Luar Negeri.
Mendukung kerusuhan yang didukung asing di Iran, resolusi tersebut mengungkapkan dukungan untuk apa yang disebutnya “keinginan rakyat Iran untuk Republik Iran yang demokratis, sekuler dan non-nuklir.” Ini juga melontarkan tuduhan tak berdasar terhadap Iran atas apa yang digambarkannya sebagai “terorisme yang disponsori negara” dan pelanggaran hak asasi manusia.
Pemimpin MKO Maryam Rajavi juga membahas konferensi pers yang direncanakan untuk pengenalan resolusi pada hari Rabu, memuji upaya perwakilan tersebut.
Dalam sebuah posting di akun Twitternya pada hari Jumat, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kan’ani mengecam resolusi Kongres AS, dengan mengatakan bahwa tindakan tersebut menunjukkan hubungan yang dalam antara Amerika Serikat dan terorisme.
Kerusuhan pecah di Iran pada pertengahan September setelah kematian seorang wanita Iran berusia 22 tahun dalam tahanan polisi. Mahsa Amini pingsan di sebuah kantor polisi di Tehran dan dinyatakan meninggal tiga hari kemudian di rumah sakit. Sebuah laporan resmi oleh Organisasi Kedokteran Hukum Iran menyimpulkan bahwa kematian Amini disebabkan oleh penyakit, bukan dugaan pukulan di kepala atau organ tubuh vital lainnya.
Komunitas intelijen Iran mengatakan beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, telah menggunakan alat mata-mata dan propaganda mereka untuk memprovokasi kerusuhan dengan kekerasan di negara tersebut.
Baca Juga : Israel Akan Halangi Kiriman Bantuan Kemanusiaan Iran ke Suriah
Para perusuh mengamuk, secara brutal menyerang petugas keamanan dan menyebabkan kerusakan besar pada properti umum. Puluhan orang dan aparat keamanan tewas dalam kerusuhan tersebut.
Sementara itu, aparat keamanan menangkap dan membubarkan beberapa tim teroris yang terkait dengan Daesh dan MKO dalam beberapa bulan terakhir.
Kelompok teroris MKO bertanggung jawab atas penyebab terbesar dari lebih dari 17.000 kematian akibat aksi teror sejak kemenangan Revolusi Islam Iran tahun 1979.