New Delhi, Purna Warta – Sekitar 27 mahasiswa Muslim ditolak masuk perguruan tinggi karena mengenakan hijab di negara bagian Karnataka, India selatan meskipun tidak ada kode seragam dari pemerintah provinsi.
Laporan di media India mengatakan keputusan itu diambil setelah lebih dari 100 siswa, yang mengenakan selendang berwarna safron, melakukan protes di sebuah perguruan tinggi untuk melarang penggunaan hijab untuk mahasiswi. Mahasiswi umumnya memakai selendang Saffron sebagai simbol Hindu.
Baca Juga : AS Setujui Potensi Penjualan Senjata ke UEA, Saudi & Yordania
Kepala sekolah negeri Ramakrishna mengarahkan mahasiswi untuk melepas jilbab mereka, namun tidak ada aturan pemerintah yang melarang jilbab di perguruan tinggi Kundapur.
Kepala pejabat perguruan tinggi mengatakan bahwa dia mengeluarkan arahan baru atas arahan presiden komite pengembangan perguruan tinggi dan Kundapur BJP MLA Halady Srinivas Shetty.
Peristiwa yang terjadi baru-baru ini merupakan peristiwa kelima kasus intoleransi beragama di lembaga pendidikan India sejak Desember tahun lalu. Sementara itu, protes telah diadakan di perguruan tinggi lain terkait jilbab. Di satu sekolah, kepala sekolah diskors setelah siswa diduga melaksanakan shalat Jumat di sekolah.
Baca Juga : Badai Musim Dingin Datangkan Malapetaka di Sejumlah Negara Bagian AS
Dalam perkembangan serupa, pengadilan tinggi di Karnataka akan mendapatkan dua petisi yang menyatakan bahwa wanita Muslim yang mengenakan jilbab harus diizinkan menghadiri kelas.
Para mahasiswa dilaporkan mengajukan laporan ke tempat lain setelah dilarang ikut dalam KBM oleh manajemen perguruan tinggi tersebut.