Kuala Lumpur, Purna Warta – Sebuah koalisi terkemuka organisasi non-pemerintah (LSM) Islam Malaysia berencana untuk mengirimkan armada bantuan kemanusiaan ke Gaza bulan depan dengan tujuan memecah blokade Israel, meskipun tiga upaya sebelumnya diserang oleh militer Israel.
Baca juga: Euro-Med Desak Akses Global ke Gaza untuk Dokumentasikan Genosida Israel
Presiden Majlis Perundingan Pertubuhan Islam Malaysia (MAPIM), Muhammad Azmi Abdul Hamid, mengatakan pada Rabu bahwa konvoi bantuan kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) keempat dijadwalkan berangkat menuju Gaza pada pertengahan atau akhir November.
Ia menjelaskan bahwa GSF kali ini akan mengambil pelajaran dari tiga misi sebelumnya yang digagalkan dan akan mempersiapkan konvoi dengan strategi yang lebih terorganisir untuk menembus blokade Israel.
“Kami merencanakan untuk memasuki perairan Gaza sebelum bulan Ramadan. Oleh itu, kami menargetkan agar konvoi dapat memulai perjalanannya paling lambat pertengahan atau akhir bulan depan,” kata pemimpin LSM Malaysia tersebut kepada wartawan di kantor pusat MAPIM di Shah Alam pada Rabu.
“Kami juga akan mengadakan perbincangan di tingkat internasional untuk meninjau tiga misi flotilla sebelumnya yang telah dicegat oleh tentara Israel serta merumuskan strategi baru untuk menembus blokade mereka.”
Menurut keterangan Azmi, flotilla tersebut akan terdiri dari sekitar 1.000 kapal dan perahu dari seluruh dunia yang membawa berbagai jenis bantuan kemanusiaan, dan akan berkumpul di Laut Tengah sebelum menuju Gaza.
Beberapa kelompok dari perairan Gibraltar, Barcelona, Tunisia, Italia, dan Turki akan bergabung dalam konvoi tersebut, dan mereka akan mencoba memasuki perairan Gaza secara terpisah.
Awal bulan ini, militer Israel melancarkan serangan terhadap armada Global Sumud Flotilla yang terdiri dari 44 kapal saat mendekati Gaza, serta menahan sekitar 500 aktivis dari lebih dari 40 negara.
Gaza, yang merupakan rumah bagi sekitar dua juta warga Palestina, telah berada di bawah pengepungan Israel sejak Juni 2007, jauh sebelum terjadinya genosida dan blokade total yang diberlakukan rezim Israel terhadap wilayah tersebut.