New Delhi, Purna Warta – Di tengah meningkatnya penganiayaan terhadap minoritas di India di bawah pemerintahan nasionalis Hindu Narendra Modi, kerumunan besar umat Islam turun ke jalan-jalan berunjuk rasa di bagian selatan negara pada hari Senin (7/2) dalam rangka memprotes larangan hijab di sekolah-sekolah.
Ketegangan dimulai di negara bagian Karnataka setelah siswa di sekolah menengah yang dikelola pemerintah diberitahu untuk tidak mengenakan jilbab pada bulan lalu. Dekrit itu segera menyebar ke setidaknya dua lembaga pendidikan lain di negara bagian itu.
Baca Juga : Salju Lebat Sebabkan Longsor di Afghanistan, 19 Tewas
Sumayya Roushan, presiden Girls Islamic Organization Karnataka, mengatakan pada konferensi pers pada hari Senin, “Kebijakan ini bersifat diskriminatif dan juga bertentangan dengan hak-hak yang diberikan di bawah konstitusi India.”
Dia mengatakan larangan itu melanggar “pilihan pribadi yang menjadi hak siswa, yang tidak merugikan orang lain”.
Rekaman media sosial menunjukkan ratusan orang berkumpul di jalan dan mengibarkan bendera India di setidaknya dua kota di Karnataka, demonstrasi terbaru dalam beberapa hari yang diadakan untuk mengutuk larangan tersebut.
Salah satu sekolah sejak itu mengalah, mengizinkan siswa perempuan Muslimnya untuk menghadiri kelas dengan jilbab tetapi memerintahkan mereka untuk duduk di ruang kelas yang terpisah, menurut media lokal.
Baca Juga : Argentina Gabung Agenda “Belt and Road Initiative” China
Dua sekolah lain yang telah menerapkan larangan jilbab meliburkan siswa-siswanya dan ditutup pada hari Senin.
Partai Bharatiya Janata sayap kanan Modi memerintah negara bagian Karnataka dan beberapa anggota terkemuka telah memberikan dukungan mereka di balik larangan tersebut, yang telah dikritik oleh para pemimpin politik lainnya.
By letting students’ hijab come in the way of their education, we are robbing the future of the daughters of India.
Ma Saraswati gives knowledge to all. She doesn’t differentiate. #SaraswatiPuja
— Rahul Gandhi (@RahulGandhi) February 5, 2022
“Dengan menjadikan hijab sebagai penghalang pendidikan mereka, kita merampok masa depan putri-putri India,” kicau Rahul Gandhi dari partai Kongres oposisi minggu lalu.
Pengadilan tinggi negara bagian diperkirakan akan mendengarkan petisi pada hari Selasa dan memutuskan apakah akan membatalkan larangan tersebut atau tidak.
Baca Juga : Redakan Kebuntuan Konflik Rusia-Ukraina, Macron Terbang ke Moskow