Doha, Purna Warta – Sebuah situs web Qatar telah melaporkan bahwa Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Oman akan membentuk pasukan angkatan laut bersama di bawah naungan Cina untuk meningkatkan keamanan maritim di Teluk Persia.
Al-Jadid membawa laporan itu pada hari Jumat (2/6), mengatakan Cina telah mulai memediasi negosiasi antara Tehran, Riyadh dan Abu Dhabi yang bertujuan untuk memperkuat keselamatan navigasi maritim di perairan strategis tersebut.
Baca Juga : Puluhan Ribu Pengunjuk Rasa Marah Mencerca Kebijakan Ekstremis Perdana Menteri Israel
Kembali pada bulan Maret, Beijing berhasil memediasi pembicaraan antara Tehran dan Riyadh yang menyebabkan negara-negara pesisir Teluk Persia menandatangani kesepakatan yang memungkinkan pemulihan hubungan diplomatik mereka.
Menurut para pengamat, persetujuan negara-negara Teluk Persia untuk mediasi Beijing dalam hal-hal sensitif seperti itu berfungsi untuk menunjukkan pengaruh Cina yang tumbuh di kawasan itu sebagai lawan dari pengaruh Washington yang semakin memudar.
Sejak kemenangan Revolusi Islam Iran tahun 1979, Republik Islam selalu menentang campur tangan dan kehadiran asing di wilayah tersebut, menegaskan bahwa masalah regional harus ditangani oleh para pemain regional itu sendiri.
Contoh terbaru dari oposisi datang Jumat lalu ketika komandan Angkatan Laut Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) dengan tegas menolak kehadiran militer AS di Teluk Persia dengan dalih mengamankan wilayah maritim.
Baca Juga : Sejarawan: Revolusi Islam oleh Imam Khomeini Mengubah Dunia
Laksamana Muda Alireza Tangsiri mengatakan hanya Iran dan negara-negara regional lainnya yang akan memastikan keamanan Teluk Persia dan AS dan negara-negara lain tidak perlu hadir di jalur air itu. “Jika kita mundur melawan musuh, itu pasti akan mendominasi kita dan kita tidak punya pilihan selain berdiri dan melawan, yang merupakan jalan menuju kemenangan bangsa kita,” katanya.
UEA mundur dari angkatan laut pimpinan AS
UEA, sementara itu, mengumumkan berhenti dari angkatan laut yang dipimpin Amerika Serikat.
Pada hari Rabu, situs web kementerian luar negeri Emirat mengatakan Abu Dhabi telah ditarik dari Pasukan Maritim Gabungan yang beroperasi di Laut Merah dan Teluk Persia.
Kementerian itu mengatakan Emirates telah memutuskan untuk meninggalkan koalisi angkatan laut setelah evaluasi ekstensif atas kebutuhan keamanannya.
Baca Juga : Komandan Iran: Aliansi Angkatan Laut Baru Termasuk Iran dan Arab Saudi
Analis mengatakan Abu Dhabi telah memilih penarikan sejalan dengan ambisinya untuk mendiversifikasi hubungan keamanannya.