Kabul, Purna Warta – Menteri Luar Negeri China telah melakukan kunjungan dadakan di Kabul untuk bertemu dengan para pemimpin Taliban Afghanistan. Momen kunjungan tersebut tidak lama pasca marahnya masyarakat internasional atas janji Taliban yang melanggar pembukaan sekolah bagi siswa perempuan di atas kelas enam SD.
Kantor berita resmi Afghanistan Bakhtar mengumumkan, “Wang Yi akan bertemu dengan para pemimpin Taliban pada hari Kamis untuk membahas berbagai masalah termasuk perluasan hubungan politik, ekonomi, dan kerjasama transit.”
Baca Juga : Julian Assange, Pendiri WikiLeaks, Menikah di Penjara Inggris
Sejak merebut kekuasaan Agustus lalu, Taliban telah mencari pengakuan internasional untuk membuka ekonomi Afghanistan, yang telah terjung menukik tajam sejak pengambilalihan tersebut.
China, meski menolak untuk memberikan pengakuan, telah terlibat dengan Taliban sejak pengambilalihan mereka. Wang adalah salah satu pengunjung tingkat atas yang mengunjungi Afghanistan sejak kembalinya Taliban.
China juga menghindar untuk mengkritik Taliban, khususnya terkait aturan mereka yang ditujukan terutama pada wanita yang terkait partisipasi wanita untuk bekerja dan sekolah. China tetap membuka Kedutaan Besarnya di Kabul.
Baca Juga : Komandan Senior Koalisi Saudi Tewas di Aden
Kepentingan China di Afghanistan
Warga Afghanistan yang familiar dengan pembicaraan masa lalu antara Taliban dan China mengatakan bahwa Beijing menginginkan komitmen Taliban agar mencegah perusuh separatis Uighur China untuk mendirikan basis operasi di Afghanistan.
Juli lalu Wang menjamu delegasi dari kelompok yang dipimpin oleh pemimpin tinggi Taliban Abdul Ghani Baradar di kota Tianjin, China, tak lama sebelum kelompok islam itu merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih Afghanistan.
Pada pertemuan itu, Wang meminta jaminan bahwa Taliban tidak akan mengizinkan kelompok-kelompok anti-China beroperasi di bawah kekuasaan mereka.”
Baca Juga : China & Aljazair Umumkan Kesepakatan Penambangan Fosfat Senilai $7 Miliar
Wang Yi mengatakan Taliban diharapkan memainkan peran penting dalam proses perdamaian, rekonsiliasi dan rekonstruksi.”
China juga memiliki kepentingan ekonomi dan pertambangan di Afghanistan, serta kepentingan stabilitas di negara itu, karena sebelumnya telah digunakan sebagai basis untuk serangan pemberontak terhadap warga negaranya di negara tetangga Pakistan.