Jakarta, Purna Warta – Para pemimpin KTT Kelompok 20 (G20) di Bali telah sepakat untuk melanjutkan upaya untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5°C, termasuk mempercepat upaya untuk mengurangi penggunaan batu bara secara terus-menerus.
“Kami Peserta KTT G20 memutuskan untuk mengejar upaya untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5°C,” sebuah deklarasi yang dikeluarkan di akhir pertemuan mengatakan pada hari Rabu (16/11).
Baca Juga : Donald Trump Siap Calonkan Diri dalam Pemilu AS 2024
“Hal ini akan membutuhkan tindakan dan komitmen yang bermakna dan efektif dari semua negara.”
“Mengingat peran kepemimpinan kami, kami menegaskan kembali komitmen teguh kami, dalam mengejar tujuan UNFCCC (Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim) untuk mengatasi perubahan iklim dengan memperkuat implementasi penuh dan efektif dari Perjanjian Paris dan sasaran suhunya,” kata deklarasi itu.
Pemerintah dunia sepakat pada tahun 2015 selama KTT PBB di Prancis untuk mencoba membatasi kenaikan suhu global rata-rata hingga 1,5°C di atas masa pra-industri, sebuah kesepakatan yang dijuluki Perjanjian Paris yang dipandang sebagai terobosan dalam ambisi iklim internasional.
“Ini akan membutuhkan tindakan dan komitmen yang bermakna dan efektif oleh semua negara,” kata pernyataan G20.
Baca Juga : Pencurian Sumber Daya Alam Yaman oleh Amerika-Saudi
Rusia Dikritik
Deklarasi itu juga mengkritik Rusia, dengan mengatakan bahwa mereka menyesalkan serangan Rusia terhadap Ukraina.
Deklarasi itu mengatakan, “sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan hal itu menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa dan memperburuk kerapuhan yang ada dalam ekonomi global.”
Deklarasi itu mengatakan ada pandangan lain dan penilaian yang berbeda terhadap situasi dan sanksi.
Hukum internasional harus ditegakkan dan ancaman penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima, kata para pemimpin dalam deklarasi tersebut saat menyambut Black Sea grain initiative.
Para pemimpin juga mengatakan bank sentral mereka akan terus mengkalibrasi laju pengetatan kebijakan moneter..
Baca Juga : Laporan: Pasukan Turki Dan Militan Sekutu Tembaki Desa-Desa Di Hasakah Suriah
Para pemimpin juga menegaskan kembali komitmen mereka untuk menghindari volatilitas nilai tukar yang berlebihan sambil mengakui bahwa “banyak mata uang telah bergerak secara signifikan” tahun ini.
“Bank sentral G20 …memantau dengan cermat dampak tekanan harga pada ekspektasi inflasi dan akan terus mengkalibrasi dengan tepat laju pengetatan kebijakan moneter dengan cara yang bergantung pada data yang dikomunikasikan dengan jelas,” kata pernyataan itu.
Sebelumnya, pertemuan darurat mengenai serangan rudal di Polandia mengganggu jadwal hari kedua G20.
Pada hari Selasa dua orang tewas dalam ledakan di Polandia timur dekat perbatasan Ukraina. Polandia, anggota NATO, memanggil duta besar Rusia untuk Warsawa untuk meminta penjelasan tetapi Moskow menolak keterlibatannya dalam serangan itu.
Presiden Joe Biden mengatakan penyelidikan awal menunjukkan bahwa serangan itu mungkin bukan disebabkan oleh rudal yang ditembakkan dari Rusia.
Baca Juga : Erdogan : Menyalahkan Rusia atas Serangan Rudal ke Polandia Akan Meningkatkan Ketegangan