Seoul, Purna Warta – Dari 13.000 dokter magang di Korea Selatan, lebih dari setengahnya setuju untuk melakukan pengunduran diri. Mereka secara serentak keluar dari pekerjaan mereka pada selasa (20/02) dalam rangka memprotes kebijakan medis pemerintah. Hal ini mengakibatkan dibatalkannya sejumlah operasi dan perawatan medis lainnya di Korea Selatan.
Baca Juga : Blok Afrika Barat Siap Memperkuat Hubungan Dengan Rusia
Menteri Kesehatan meminta mereka semua untuk kembali bekerja, ia mengatakan bahwa mereka tidak boleh membahayakan nyawa pasien demi memprotes pemerintah. Tercatat sejak senin malam (19/02) setengah dari 13.000 dokter magang di Korea Selatan telah mengajukan pengunduran diri massal. Total lebih dari 1.500 orang yang telah meninggalkan tempat kerja mereka. Hal ini mereka lakukan dalam rangka memprotes ditambahnya kuota mahasiswa medis yang berarti jumlah tenaga medis akan menjadi lebih banyak.
Inti dari permasalahan ini adalah kuota mahasiswa medis di Korea Selatan oleh pemerintah ditambah sebanyak 2.000. Pemerintah meyakini bahwa Korea Selatan kekurangan dokter, menimbang merosotnya jumlah penduduk negara ini. Namun, pengumuman ini justru menjadi bumerang bagi pemerintah.
Baca Juga : Pakistan akan Selesaikan Pipa Gas dari Pelabuhan Gwadar ke Perbatasan Iran
Para dokter meyakini bahwa tambahan 2.000 mahasiswa kedokteran memberatkan sekolah-sekolah medis. Lalu sumber daya yang ada harus dialokasikan untuk menyelesaikan masalah-masalah lain terlebih dahulu. Mereka juga mengatakan bahwa banyak jumlah dokter menimbulkan perawatan yang tak dibutuhkan. Perawatan semacam itu muncul akibat kompetisi dan persaingan yang timbul dari banyaknya jumlah dokter. Para dokter pada akhirnya berusaha untuk mencari cara supaya pendapatannya tidak berkurang dengan munculnya dokter-dokter baru.