Korea Selatan Berhasil Mengambil Bongkahan Roket Milik Korea Utara dari Dasar Laut

Korea Selatan Berhasil Mengambil Bongkahan Roket Milik Korea Utara dari Dasar Laut

Seoul, Purna Warta – Militer Korea Selatan mengatakan mereka telah telah berhasil mengambil sebuah bongkahan besar milik roket luar angkasa Korea Utara yang yang gagal meluncur dan jatuh ke dasar laut.

Informasi pada Jumat (16/6) itu datang ketika Seoul menyambut kapal selam Amerika bertenaga nuklir USS Michigan, sebagai bagian dari kesepakatan bilateral terbaru demi meningkatkan “visibilitas reguler” aset strategis AS di Semenanjung Korea.

Baca Juga : AS Desak Sekutu untuk Bantu Perjuangan Ukraina Lawan Rusia

Kesepakatan itu tak lain adalah tanggapan atas peluncuran rudal balistik Korea Utara belakangan ini.

Korea Utara disinyalir berusaha menempatkan satelit mata-mata militer pertamanya ke orbit pada 31 Mei lalu, tetapi proyektil dan muatannya jatuh ke laut tak lama setelah diluncurkan sebagaimana yang disebut Pyongyang sebagai kegagalan teknis.

Setelah mengerahkan armada kapal penyelamat angkatan laut dan kapal penyapu ranjau ditambah puluhan penyelam laut dalam, militer Korea Selatan mengatakan telah berhasil me-rekover apa yang tampaknya menjadi badan utama roket pada Kamis malam (15/6) dari Laut Kuning.

“Benda yang berhasil ditarik dari dasar laut itu dijadwalkan untuk dianalisis secara rinci oleh lembaga khusus seperti badan nasional untuk pengembangan pertahanan,” kata Kepala Staf Gabungan dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga : Cina: Resolusi Hong Kong Parlemen Eropa Adalah Memalukan

Bongkahan roket itu ditarik dari dasar laut pada kedalaman sekitar 75 meter di perairan sekitar 200 kilometer barat daya Pulau Eocheong, tambahnya.

Gambar yang dirilis oleh kementerian pertahanan Seoul menunjukkan struktur logam putih panjang seperti gentong besar dengan kata “Chonma” tertulis di atasnya – mungkin bentuk pendek dari nama resmi roket, Chol lima-1.

Roket itu dinamai demikian berdasarkan mitos seekor kuda bersayap yang sering ditampilkan dalam propaganda Pyongyang.

Peluncuran 31 Mei oleh Korea Utara itu dikecam oleh Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang, dan mengatakan bahwa peluncuran itu melanggar resolusi PBB yang melarang negara bersenjata nuklir itu melakukan uji coba menggunakan teknologi rudal balistik.

Baca Juga : Iran dan Kuba Tandatangani Enam Kesepakatan Kerja Sama Besar

Analis mengatakan ada ambiguitas teknologi yang signifikan antara pengembangan rudal balistik antarbenua dan kemampuan peluncuran ruang angkasa Korea Utara.

Seoul telah mengerahkan tenaga selama dua minggu terakhir untuk me-rekover bangkai roket ruang angkasa tersebut karena bongkahan roket itu dapat membantu para ilmuwan untuk mendapatkan informasi tentang program pengawasan satelit dan rudal balistik Pyongyang.

Sementara itu, Korea Utara berjanji setelah kegagalan peluncuran 31 Mei bahwa mereka akan segera berhasil meluncurkan satelit mata-matanya.

Pyongyang sebelumnya mengklaim satelit mata-mata militernya diperlukan untuk mengimbangi kehadiran militer AS yang tumbuh di wilayah tersebut.

Hubungan antara kedua negara Korea itu berada pada satu titik terendah dalam beberapa tahun. Diplomasi kedua negara terhenti dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menyatakan bahwa negaranya adalah sebuah kekuatan nuklir yang “tidak dapat diganggu gugat”, serta menyerukan peningkatan produksi senjata, termasuk senjata taktis nuklir.

Baca Juga : Pejabat AS dan Media Dibuat Bingung oleh Perjalanan Raisi ke Amerika Latin

Meningkatnya Ancaman

Di lain pihak, kapal selam bertenaga nuklir USS Michigan, yang mampu membawa sekitar 150 rudal Tomahawk, tiba di Busan, Korea Selatan pada hari Jumat (16/6), sehari setelah Korea Utara melanjutkan uji coba rudal sebagai protes terhadap latihan militer AS-Korea Selatan.

Kedatangan USS Michigan di Korea Selatan adalah yang pertama dalam enam tahun terakhir ini.

Dengan kedatangannya itu, angkatan laut AS dan Korea Selatan akan melakukan latihan untuk meningkatkan kemampuan operasi khusus mereka dan kemampuan bersama untuk mengatasi ancaman nuklir Korea Utara yang meningkat, kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan itu tidak menyebutkan berapa lama kapal tersebut akan tinggal di perairan Korea Selatan.

USS Michigan adalah salah satu kapal selam terbesar di dunia. Kapal selam rudal kelas Ohio itu dapat dipersenjatai dengan rudal Tomahawk dengan jangkauan sekitar 2.500 kilometer (1.550 mil) dan mampu meluncurkan misi pasukan khusus.

Baca Juga : Tahanan Penjara Militer Qurain; Saksi Hidup Kekejaman Bahrain terhadap Demonstran

Militer Korea Selatan dan AS telah memperluas latihan mereka sebagai reaksi atas uji coba rudal yang provokatif milik Korea Utara sejak tahun lalu.

Pada hari Kamis, Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek di lepas pantai timurnya, tak lama setelah berjanji menanggapi latihan militer Korea Selatan-AS yang baru saja berakhir di dekat perbatasan Korea yang dijaga dengan ketat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *