Kabul, Purna Warta – Sebuah konferensi ilmiah tentang pemikiran mendiang Pendiri Revolusi Islam Iran Imam Khomeini diadakan di Kabul, ibukota Aghanistan di hadapan sekitar 400 ulama dan tokoh budaya Afghanistan, Minggu (4/6), sebagaimana diberitakan Iran Press.
Baca Juga : Jubir Kemlu Iran: Revolusi Imam Khomeini Awal dari Transformasi Iran
Hojjatul Islam Fallahnejad, perwakilan dari kantor Pemimpin Tertinggi di Afghanistan, mengatakan dalam konferensi ini bahwa Imam Khomeini mengusulkan unsur-unsur pemikiran seperti rasionalitas, moderasi dan moralitas, amal dan religiusitas, serta persaudaraan dan kesetiakawanan.
Perwakilan Kantor Pemimpin Tertinggi di Afghanistan menyatakan bahwa seruan pembebasan Imam Khomeini tersebut disambut baik oleh pemuda Islam dan kaum tertindas dunia saat itu.
Abdul Qadir Kamali, seorang profesor universitas dan peneliti sejarah Afghanistan, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Iranpress bahwa Imam Khomeini adalah seorang politisi yang ide-idenya mempengaruhi teori Timur dan Barat.
Guru besar universitas di Kabul tersebut menyatakan bahwa Imam Khomeini memiliki kepribadian multidimensi yang ciri utamanya adalah anti arogansi dalam perang melawan arogansi dan jihad.
Baca Juga : Jelang Kunjungan ke Riyadh, Menlu AS Desak Saudi Segera Normalisasi dengan Israel
Disebutkan, Pada 3 Juni 1989 setelah mengidap penyakit cukup lama, Imam Khomeini menghembuskan nafas terakhir. Prosesi pemakaman Imam Khomeini, yang dihadiri oleh lebih dari 10 juta orang, sekitar seperenam dari populasi Iran pada saat itu, tercatat dalam Guinness World Records sebagai pemakaman terbesar dalam sejarah. Ia dinobatkan sebagai Person of the Year Majalah Time pada 1979 karena pengaruh internasionalnya.