Tehran, Purna Warta – Ketua Parlemen Iran telah memperingatkan Republik Azerbaijan agar tidak membuat keputusan emosional apa pun menyusul serangan baru-baru ini terhadap kedutaan negara di Tehran.
Mohammad Baqer Qalibaf membuat pernyataan tersebut pada hari Senin (30/1) saat berpidato pada Konferensi ke-17 Persatuan Parlemen Organisasi Kerjasama Islam (PUIC) di ibu kota Aljazair.
Pada hari Jumat, seorang penyerang memasuki kedutaan Azerbaijan di Tehran dengan membawa senjata api dan mulai menembak. Kepala dinas keamanan kedutaan tewas dan dua penjaga kedutaan terluka dalam serangan itu.
Segera setelah itu, kepala polisi Tehran Brigadir Jenderal Hussein Rahimi mengatakan pria bersenjata itu telah ditangkap.
Dalam percakapan telepon dengan timpalannya dari Azerbaijan, Jeyhun Bayramov, pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri Iran Hussein Amir-Abdullahian mengutuk serangan bersenjata itu, dengan mengatakan bahwa musuh tidak boleh mengambil keuntungan dari insiden tersebut, yang menurutnya bukan tindakan terorisme.
“Kita seharusnya tidak membiarkan insiden ini berdampak buruk bagi hubungan antara kedua negara,” kata Amir-Abdullahian.
“Kami sangat menyesali insiden ini dan sedang melakukan penyelidikan tindak lanjut yang telaten dan menyeluruh,” kata anggota parlemen Iran pada Konferensi PUIC, pihaknya menggemakan pernyataan pejabat Iran lainnya sebelumnya. Dia menambahkan bahwa pejabat Azeri, mengikuti rincian lengkap penyelidikan.
“Saya menganggap perlu untuk menekankan bahwa membuat keputusan emosional tentang hubungan kedua negara adalah apa yang diinginkan oleh musuh bersama dan yang berniat jahat dari dunia Islam, terutama rezim Zionis. Penting untuk waspada dan berhati-hati tentang keputusan apa pun yang dapat memiliki konsekuensi jangka panjang untuk hubungan bilateral,” kata Qalibaf.
Ketua parlemen Iran menegaskan kembali bahwa sejauh ini, tidak ada indikasi yang menunjukkan bahwa insiden tersebut merupakan serangan teroris.