Tehran, Purna Warta – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran telah mengumumkan pemulihan resmi hubungan diplomatik antara Iran dan Arab Saudi setelah diplomat tinggi dari kedua negara mengadakan pertemuan penting di ibu kota Cina, Beijing dan mengeluarkan pernyataan bersama.
“Saya dengan senang hati mengumumkan pertemuan resmi pertama antara menteri luar negeri Iran dan Saudi di Beijing setelah kesepakatan 10 Maret antara kedua negara untuk melanjutkan hubungan formal dan tiga putaran percakapan telepon antara para diplomat,” Nasser Kan’ ani kepada wartawan di Beijing, Kamis (6/4).
Dia memuji negosiasi “sangat bagus” yang diadakan antara Menteri Luar Negeri Iran Hussein Amir-Abdullahian dan mitranya dari Saudi Pangeran Faisal bin Farhan dalam “suasana yang benar-benar positif dan konstruktif” di ibu kota Cina.
Sebagai hasil dari pertemuan menteri luar negeri, hubungan formal antara Iran dan Arab Saudi secara resmi telah terjalin kembali mulai hari ini, kata Kan’ani.
Pejabat itu menyoroti bahwa kedua negara Muslim akan bertukar delegasi teknis dalam beberapa hari ke depan untuk membuat persiapan pembukaan kembali kedutaan besar di Tehran dan Riyadh serta konsulat masing-masing.
Sebelumnya pada hari Kamis, Amir-Abdullahian dan mitranya dari Saudi menandatangani pernyataan bersama setelah mengadakan pembicaraan di Beijing.
Kedua diplomat itu menekankan perlunya mengimplementasikan perjanjian yang dimediasi Cina tentang pemulihan hubungan diplomatik antara Iran dan Arab Saudi untuk membangun rasa saling percaya, membuka jalan bagi peningkatan kerja sama dan berkontribusi pada keamanan, stabilitas serta kemakmuran kawasan.
Pernyataan bersama itu juga menekankan perlunya melaksanakan perjanjian kerja sama keamanan yang telah ditandatangani Tehran dan Riyadh pada April 2001 dan perjanjian lain tentang kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan, investasi, teknologi, ilmu pengetahuan, budaya, olahraga dan kepemudaan yang ditandatangani pada Mei 1998.
Menurut pernyataan itu, Iran dan Arab Saudi akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membuka kembali kedutaan di Tehran dan Riyadh dan konsulat jenderal mereka di Masyhad dan Jeddah serta mengatur dimulainya kembali penerbangan langsung, kunjungan timbal balik oleh sektor resmi dan swasta serta memfasilitasi pengurusan visa bagi warga negara kedua negara, termasuk visa haji dan umrah.
“Kedua belah pihak telah sepakat untuk mempromosikan kerja sama di bidang apa pun yang dapat memastikan keamanan dan stabilitas kawasan serta memenuhi kepentingan bangsa dan negaranya,” bunyi pernyataan itu.
Para diplomat Iran dan Saudi juga mengucapkan terima kasih kepada Cina karena telah menjadi tuan rumah pertemuan mereka dan kepada Swiss karena mewakili kepentingan Iran dan Arab Saudi ketika hubungan mereka terputus selama tujuh tahun terakhir.
Setelah beberapa hari negosiasi intensif yang diselenggarakan oleh Cina, Iran dan Arab Saudi mencapai kesepakatan pada 10 Maret untuk memulihkan hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan dan misi dalam waktu dua bulan setelah tujuh tahun kerenggangan.
Yang membuat cemas AS dan Israel, detente berpotensi meredakan ketegangan di seluruh wilayah yang ditandai dengan turbulensi selama beberapa dekade.