Beijing, Purna Warta – “AS tidak diragukan lagi adalah negara adidaya sanksi. Angkanya menunjukkan peningkatan 933% yang dikenakan oleh AS dari tahun 2000 hingga 2021.
Hingga saat ini, AS telah memberlakukan sanksi ekonomi pada hampir 40 negara, yang telah mempengaruhi hampir setengah dari populasi global dan menyebabkan bencana kemanusiaan yang serius, ”kata jubir Menlu Cina, Wang Wenbin yang disampaikan dalam jumpa pers.
Baca Juga : 10 Anak Yaman Terluka oleh Ledakan Bom Cluster Koalisi Saudi
“Pemerintah AS sebelumnya mengeluarkan total lebih dari 3.900 tindakan sanksi, yang berarti AS menerapkannya rata-rata tiga kali sehari. Menurut media pemberitaan Amerika Serikat, sanksi telah menjadi senjata pilihan kebijakan luar negeri AS.”
“Selama beberapa dekade terakhir, AS telah memberlakukan sanksi sepihak terhadap negara-negara termasuk Kuba, Belarusia, Suriah dan Zimbabwe dan meningkatkan tekanan maksimum pada negara-negara seperti DPRK, Iran dan Venezuela. Tindakan tersebut bertentangan dengan tujuan dan prinsip-prinsip PBB, Piagam dan norma-norma hukum internasional. Ini merupakan pukulan berat bagi tatanan politik dan ekonomi internasional dan sistem pemerintahan global dan secara serius mengganggu upaya negara-negara yang terkena sanksi untuk memobilisasi sumber daya, menumbuhkan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ini membahayakan hak untuk hidup, menantang hak untuk menentukan nasib sendiri, merongrong hak untuk berkembang, dan merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang terus-menerus, sistemik dan berskala besar,” tambah Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina.
Baca Juga : Amir Abdullahian: Iran Siap Bekerja Sama Dengan IAEA Jika Mempermasalahkan Wilayah Teknis