Jembatan di Tiongkok Runtuh, 11 Orang Tewas

Beijing, Purna Warta – Runtuhnya jembatan yang disebabkan oleh hujan deras di Tiongkok utara menyebabkan 11 orang tewas dan lebih dari 30 orang hilang, kata media pemerintah, Sabtu (20/7).

Baca juga: Terjadi Pelecehan Seksual Anak-Anak di Penampungan Migran AS

Sebagian besar wilayah Tiongkok utara dan tengah telah dilanda hujan lebat dalam beberapa hari terakhir yang menyebabkan banjir dan kerusakan signifikan, AFP melaporkan.

Jembatan di provinsi Shaanxi barat laut itu ambruk “akibat hujan deras dan banjir bandang” sekitar pukul 20.40 pada hari Jumat (12.40 GMT), menurut kantor berita pemerintah Xinhua.

11 korban tewas di kota Shangluo ditemukan di dalam lima kendaraan yang ditemukan dari sungai di bawah jembatan, kata penyiar negara CCTV.

Lebih dari 30 orang masih hilang setelah jembatan jalan raya itu runtuh ke dalam air, kata penyiar itu.

Gambar-gambar di televisi pemerintah menunjukkan sebagian bagian jembatan terendam air dengan derasnya sungai di atasnya.

Presiden Tiongkok Xi Jinping telah mendesak “upaya penyelamatan dan bantuan habis-habisan” untuk menemukan mereka yang masih hilang, kata Xinhua.

Di provinsi barat daya Sichuan, lebih dari 30 orang dilaporkan hilang pada hari Sabtu setelah badai petir dahsyat menyebabkan banjir bandang di kota Ya’an, menurut CCTV.

Pada hari Jumat, media pemerintah melaporkan sedikitnya lima orang tewas dan delapan orang hilang setelah hujan memicu banjir dan tanah longsor di kota Baoji, Shaanxi.

Provinsi Gansu yang semi-gurun, yang bertetangga dengan Shaanxi, dan Henan di Tiongkok tengah juga dilanda hujan lebat minggu ini.

Di kota Nanyang, Henan, curah hujan yang setara dengan satu tahun turun di awal minggu, kata CCTV.

Baca juga: Setidaknya 40 Warga Haiti Tewas dalam Kebakaran Kapal

Dan di provinsi Sichuan, dua orang dilaporkan tewas dan tujuh lainnya hilang pada hari Jumat setelah hujan lebat memicu tanah longsor, kata Xinhua.

Tiongkok tengah mengalami musim panas dengan cuaca ekstrem, dengan hujan lebat di wilayah timur dan selatan, sementara sebagian besar wilayah utara dilanda gelombang panas berturut-turut.

Perubahan iklim, yang menurut para ilmuwan diperburuk oleh emisi gas rumah kaca, membuat fenomena cuaca ekstrem seperti ini lebih sering terjadi dan lebih intens.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *