Iran Minta Prancis Untuk Patuhi HAM dan Hindari Kekerasan Terhadap Pengunjuk Rasa Damai

Iran Minta Prancis Untuk Patuhi HAM dan Hindari Kekerasan Terhadap Pengunjuk Rasa Damai

Tehran, Purna Warta Dalam sebuah posting berbahasa Perancis di akun Twitternya pada hari Jumat (24/3), Menteri Luar Negeri Iran Hussein Amir-Abdullahian mengutuk keras tindak kekerasan terhadap demonstrasi damai rakyat Prancis.

“Kami menyerukan kepada pemerintah Perancis untuk menghormati hak asasi manusia dan menghindari penggunaan kekerasan Prancis terhadap rakyat di negaranya sendiri yang mengejar tuntutan mereka secara damai,” tweet diplomat Iran itu.

Pada hari Kamis, pengunjuk rasa berkumpul di seluruh Perancis untuk menunjukkan penentangan mereka terhadap undang-undang untuk menaikkan usia pensiun dua tahun menjadi 64 tahun.

Serikat pekerja mengklaim 3,5 juta orang keluar di seluruh negeri, sementara pihak berwenang menyatakan angkanya jauh lebih rendah, hanya di bawah 1,1 juta.

Di ibu kota Paris, para pemimpin serikat pekerja mengklaim bahwa rekor 800.000 orang mengambil bagian dalam pawai yang sebagian besar damai melalui kota – polisi menyebutkan angka 119.000 – untuk menuntut pemerintah membatalkan perubahan yang diperebutkan dengan sengit.

Menurut menteri dalam negeri Gerald Darmanin, sebanyak 457 orang ditangkap dan 441 aparat keamanan terluka. Dia mengatakan 903 kebakaran terjadi di jalan-jalan Paris pada hari protes paling keras sejak Januari.

Pada hari Rabu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menolak seruan untuk berhenti memaksakan program pensiunnya yang sangat tidak populer. Dia bersikeras bahwa undang-undang baru itu diperlukan dan akan mulai berlaku akhir tahun ini.

Dalam serangkaian postingan yang dipublikasikan di halaman Twitter-nya pada Jumat pagi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kan’ani meminta otoritas Perancis untuk menanggapi tuntutan ratusan ribu pengunjuk rasa damai yang telah berbaris di seluruh negeri menentang reformasi pensiun Presiden Macron, daripada memicu kerusuhan di negara lain.

“Pemerintah Perancis harus berbicara dengan rakyatnya dan mendengarkan suara mereka. Anda tidak dapat menggunakan kekerasan seperti itu (terhadap pengunjuk rasa damai) dan mengkhotbahkan moralitas dengan duduk di kursi tinggi,” tulisnya dalam salah satu tweet berbahasa Persia.

“Pengunjuk rasa Perancis juga menunggu untuk melihat tanggapan kolektif dari menteri wanita Eropa, Australia dan Kanada untuk mendukung wanita yang melakukan protes di Perancis,” tambahnya.

“Kami tidak mendukung penghancuran atau kerusuhan, tetapi kami menegaskan bahwa alih-alih menciptakan kekacauan di negara lain, dengarkan suara rakyat Anda dan hindari kekerasan terhadap mereka,” tulisnya di tweet lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *