Iran Minta Barat Untuk Tekan Ukraina Atas Bukti Klaim Pasokan Drone

Iran Minta Barat Untuk Tekan Ukraina Atas Bukti Klaim Pasokan Drone

Tehran, Purna Warta Menteri Luar Negeri Iran Hussein Amir-Abdullahian telah mendesak Barat untuk mendorong Ukraina agar berhenti membuat “tuduhan tak berdasar” terhadap Tehran dan lebih baik terlibat dalam “negosiasi formal”.

“Kami telah membahas akar penyebab situasi saat ini di Ukraina serta penentangan Iran terhadap perang,” katanya kepada kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell dalam percakapan telepon Kamis.

Baca Juga : Perwira Intelijen Inggris Bertemu dengan Para Pemimpin Jabhat Al-Nusra

Ukraina dan negara-negara Barat menuduh Iran memberi Rusia drone militer untuk digunakan dalam perang. Tehran dengan tegas menolak tuduhan itu.

“Alih-alih membuat tuduhan tak berdasar terhadap Iran berulang kali, Barat harus mendorong Ukraina untuk menyajikan bukti kuat pada pertemuan resmi delegasi politik dan militer kedua negara, mengganti tuduhan tak berdasar dan berulang kali dengan negosiasi formal dan mendapatkan titik bahwa Iran selalu mendukung perdamaian, bukan perang,” kata Amir-Abdullahian.

Menteri juga mengumumkan kesiapan Iran untuk membantu mencapai perdamaian dalam kunjungannya yang akan datang ke Moskow bulan ini.

Pertemuan teknis diadakan antara delegasi dari Iran dan Ukraina tahun lalu untuk membahas tuduhan tersebut. Namun, pihak Ukraina gagal memberikan bukti penggunaan drone Iran oleh Rusia dalam perang. Iran telah mengakui bahwa pihaknya mengirim sejumlah drone ke Rusia, tetapi pengiriman tersebut dilakukan sebelum dimulainya perang.

Borrell mengatakan dia berterima kasih kepada Iran atas upayanya untuk membantu membangun perdamaian di kawasan itu meskipun ada laporan tentang dugaan penggunaan pesawat tak berawak Iran dalam perang.

Baca Juga : Buntut Kasus Keracunan Pelajar di Iran, 118 Pelaku Ditangkap

Hubungan Iran-IAEA di jalur yang benar

Para diplomat juga menganugerahkan status kerja sama terbaru antara Iran dan Badan Energi Atom Internasional.

Amir-Abdullahian menekankan bahwa pembicaraan berada “di jalur yang benar”, sekitar dua minggu setelah kunjungan Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi ke Tehran yang diakhiri dengan kesepakatan untuk memfasilitasi peningkatan kerja sama dan mempercepat penyelesaian masalah pengamanan yang belum terselesaikan.

Borrell juga menggambarkan kerja sama Iran-IAEA sebagai langkah maju yang positif.

Kedua belah pihak juga membahas pembicaraan terbaru yang bertujuan untuk mencabut sanksi anti-Iran dan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015.

Iran membatalkan kepatuhannya terhadap perjanjian nuklir 2015 setahun setelah AS secara sepihak menarik diri dari kesepakatan itu pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran.

Baca Juga : AS Dikritik; Sanksi terhadap Individu di Luar Negeri Adalah Pelanggaran Hukum

Tehran dan penandatangan kesepakatan yang tersisa telah mengadakan pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan tersebut sejak April 2021, setelah Joe Biden berkuasa di AS. Tetapi pembicaraan itu telah terhenti selama berbulan-bulan di tengah penundaan dan penolakan Washington untuk memberikan jaminan.

Iran mengatakan kesepakatan tentang kebangkitan kesepakatan bergantung pada penyelesaian masalah antara Tehran dan IAEA, serta penghapusan semua sanksi AS terhadap negara tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *