Tehran, Purna Warta – “Dukungan untuk kebijakan Satu Cina adalah kebijakan yang pasti dan merupakan prinsip dari Republik Islam Iran,” kata Raisi dalam percakapan telepon selama satu jam dengan Presiden China Xi Jinping pada hari Jumat (29/7).
Dia mengatakan “campur tangan Amerika Serikat dalam urusan internal negara lain merupakan kelanjutan dari kebijakan unilateralisme destruktif Washington, yang sekarang berubah menjadi ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional.”
Baca Juga : Saat-Saat Akhir dari Gencatan Senjata
Dalam sambutan serupa pada hari sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan “negaranya sepenuhnya mendukung kebijakan Satu China, sikap kami tentang keberadaan satu China tetap tidak berubah.”
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga mengatakan kepada wartawan bahwa Rusia menyatakan solidaritas dengan Cina dalam masalah Taiwan. “Kami menghormati kedaulatan dan integritas teritorial Cina dan percaya bahwa tidak ada negara di dunia yang berhak mempertanyakan hal ini atau mengambil langkah-langkah yang menghasut atau lainnya,” katanya.
Beijing minggu ini memperingatkan bahwa mereka bersiap-siap mempersiapkan kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi yang pertama ke Taiwan, ketua DPR AS yang menjabat sejak tahun 1997.
“Kami dengan tegas menentang kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian pada konferensi pers reguler pada hari Rabu.
“Jika AS terus maju dan menantang garis bawah China, pihak AS akan menanggung semua konsekuensinya,” tambahnya.
Baca Juga : Pengadilan Inggris Tolak Akses Venezuela Atas Cadangan Emas Senilai $2 miliar
Presiden Cina dan Amerika Serikat, Xi Jinping dan Joe Biden juga pernah melakukan percakapan telepon dua jam pada hari Kamis (28/7), di mana presiden Cina memperingatkan mitranya dari AS untuk tidak bermain api mengenai Taiwan.
“Mereka yang bermain api akan binasa olehnya, diharapkan AS akan melihat dengan jelas tentang ini.” kata kementerian luar negeri Cina yang mengutip pernyataan Xi Jinping kepada Biden dalam panggilan kelima mereka sebagai pemimpin.
Di bawah kebijakan “Satu China”, hampir semua negara di seluruh dunia mengakui kedaulatan Beijing atas China Taipei, termasuk AS, yang tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan wilayah tersebut, tetapi terus mendukung sikap anti-Cina dan memasoknya dengan sejumlah besar persenjataan.
Selama percakapan telepon hari Jumat, Raisi mengatakan kepada mitranya dari Cina bahwa Tehran bertekad untuk memperluas hubungan dengan Beijing di semua bidang, terlepas dari perkembangan internasional yang ada, dan mengatakan bahwa setiap upaya AS untuk mengulangi era Perang Dingin di dunia internasional justru menunjukkan kelemahan dan penurunan kekuatannya.
Dia mengatakan kebijakan Iran tentang peningkatan hubungan dengan negara-negara tetangganya telah “dipersiapkan landasan yang diperlukan untuk keamanan dan pembangunan kolektif di Asia Barat, dan dapat berfungsi sebagai model untuk memperkuat kepercayaan politik, serta pembangunan ekonomi di kawasan itu.”
Baca Juga : Perpanjangan Darurat Nasional Biden Untuk Lebanon Mengundang Kemarahan
Kepala eksekutif Iran juga menegaskan kembali upaya negara itu untuk menyediakan keamanan maritim dan transfer energi.
Ketika merujuk pada pembicaraan antara Iran dan kelompok negara-negara P4+1 tentang kemungkinan cara untuk menghidupkan kembali perjanjian 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), Raisi mengatakan “sebagai pihak yang melanggar perjanjian, Amerika Serikat harus membuat keputusan politik dan mengadopsi semua tindakan yang diperlukan untuk menghapus sanksi ilegal terhadap Tehran dan pihak ketiga.”
Presiden Iran menyambut baik promosi kerja sama ekonomi multilateral yang sejalan dengan pengaturan regional dan ekstra-regional, seperti kelompok kuat negara-negara berkembang dunia, yang dikenal sebagai BRICS dan Organisasi Kerjasama Shanghai.
Raisi dan Xi memuji peningkatan hubungan timbal balik dan pertukaran perdagangan selama setahun terakhir, dan menyepakati cara untuk mempercepat implementasi perjanjian kemitraan strategis 25 tahun antara Tehran dan Beijing.
Xi mengatakan Iran memainkan peran konstruktif dalam menjaga stabilitas di kawasan itu dan menyuarakan penentangan negaranya terhadap kebijakan tekanan dan unilateralisme.
Baca Juga : Iran – Belarus Akan Luncurkan Penerbangan Gabungan Jangka Pendek
Xi mengatakan dalam menghadapi situasi internasional yang kompleks, Cina dan Iran telah memperkuat solidaritas dan kerja sama, dan meningkatkan kepentingan bersama mereka, serta menjaga hak dan kepentingan sah negara-negara berkembang.
Xi menggaris bawahi pentingnya hubungan strategis antara Tehran dan Beijing dan mengatakan bahwa Cina siap bekerja sama dengan Iran untuk mendorong kemajuan baru dalam pengembangan kemitraan strategis komprehensif antara kedua negara.
Presiden Cina mendesak kedua negara untuk terus saling mendukung satu sama lain dalam isu-isu mengenai kepentingan inti mereka dan isu-isu yang menjadi perhatian utama mereka, dengan mengatakan bahwa Tehran dan Beijing perlu menjaga komunikasi yang erat mengenai implementasi rencana kerja sama komprehensif mereka.