Investigasi Dimulai Atas Seruan Ekstremis Untuk Membantai Muslim India

Investigasi Dimulai Atas Seruan Ekstremis Untuk Membantai Muslim India

New Delhi, Purna Warta Polisi India pada hari Jumat (24/12) mengumumkan dimulainya penyelidikan atas seruan ekstremis Hindu untuk membunuh dan membantai kaum muslim India dalam pertemuan keagamaan secara terbuka.

Dalam sebuah rekaman video – yang telah diverifikasi oleh French Press Agency (AFP) – seorang wanita berbicara di depan khalayak ramai dalam pertemuan besar, pada awal Desember di kota Hindu Haridwar (utara), dan ia memprovokasi masyarakat untuk melakukan pembunuhan kaum Muslim.

Baca Juga : Gelombang Pandemi Omikron di Eropa Meningkat

“Bahkan jika hanya 100 dari kita menjadi tentara dan kita membunuh dua juta dari mereka, kita akan menang. Anda tidak akan dapat menegakkan hukum abadi  – Sanatana Dharma adalah nama yang diberikan oleh umat Hindu untuk agama mereka –  kecuali dengan berusaha keras untuk menjalankannya,” katanya.

Ia juga menyerukan masyarakat dan peserta pertemuan untuk berdoa  bagi Nathuram Godse, seorang ekstremis Hindu yang membunuh Mahatma Gandhi pada tahun 1948, pahlawan kemerdekaan India.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh setidaknya satu anggota Partai Rakyat India Bharatiya Janata Party yang dipimpin oleh Perdana Menteri India Narendra Modi.

Partai nasionalis Hindu pimpinan Modi, sejak berkuasa pada tahun 2014, telah dituduh melakukan penghasutan dan penganiayaan terhadap kaum muslim dan minoritas lainnya, tetapi ia membantahnya.

Baca Juga : Penemuan Gudang Amunisi Teroris di Suriah

Anggota parlemen Muslim Asaduddin Al-‘Uwaisi mengatakan di Twitter bahwa “apa yang ada dalam video itu adalah  sebuah kasus hasutan dan provokasi yang jelas untuk melakukan pembantaian, sayangnya pemerintah India dalam hal ini sama sekali tidak memberikan komentar apa pun.”

Pada pertemuan yang sama, Prabodananda Giri, pemimpin kelompok kecil Hindu (yang sering bersama dengan anggota senior partai perdana Menteri pada gambar dan baliho) menyerukan kepada masyarakat untuk melakukan pembersihan masal dan mendesak para peserta pertemuan untuk bersiap untuk mati atau membunuh.

“Seperti di Burma (Myanmar), dimana polisi, politisi, tentara yang telah melakukan pembantaian kepada umat Islam, begitu pun semua umat Hindu di India harus mengangkat senjata dan melakukan pembersihan masal ini, kita tidak punya pilihan lain,” katanya.

Sementara itu, pembicara ketiga mengatakan dalam potongan video tersebut bahwa ia menyesal tidak membunuh mantan Perdana Menteri Manmohan Singh, kepala pemerintahan Sikh pertama.

Baca Juga : Efektivitas Operasi Anti-Teroris di Suriah

Partai Rakyat India menyangkal niatnya untuk secara resmi mengubah India yang sekuler dan pluralistis menjadi negara agama Hindu. Akan tetapi kenyataannya terlihat mereka ingin melakukannya, karena banyak anggota komunitas Muslim dan Kristen India mengatakan bahwa mereka telah mengalami penyerangan dan ancaman sejak Modi mengambil alih kekuasaan.

Polisi di negara bagian Uttarakhand mengatakan kepada kantor pemberitaan Perancis AFP  bahwa mereka sedang menyelidiki kasus ini, dan menekankan pihak kepolisian akan mengambil tindakan tegas terhadap para pelakunya.

Perwakilan masyarakat sipil dan politisi India menuntut agar para penghasut kekerasan terhadap kaum muslim harus dimintai pertanggungjawaban. Maulana Mahmud Madani, kepala Jamiat Ulama al-Hind (organisasi Muslim terbesar di negara itu) menyerukan tindakan tegas terhadap penyelenggara majelis ekstrem tersebut dan juga kepada para pembicaranya.

Hal ini disampaikan dalam surat yang ia tujukan kepada Kementerian Dalam Negeri India, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Komite Nasional untuk Minoritas dan Ketua Menteri Uttarakhand.

Baca Juga : Haaretz: Rusia, Cina, dan Iran Tahu Bahwa Tatanan Dunia Amerika Telah Berakhir

“Para penghasut telah menjadi ancaman bagi perdamaian dan kerukunan di negara India, jadi saya menyerukan tindakan tegas terhadap para penyelenggara dan pembicara,” kata Madani.

Dia juga menuduh pihak pemerintah menutup mata terhadap berlanjutnya ujaran kebencian kepada komunitas muslim secara rutin dan berulang.

Juru bicara Partai Kongres Nasional oposisi Shamma Muhammad menyerukan di dalam halaman tweeter-nya pada hari Kamis (23/12)  untuk mengambil tindakan tegas terhadap anggota pertemuan tersebut yang menyerukan genosida terhadap kaum muslim. Sedangkan pemimpin Partai Kongres Nasional Trinamool, Saket Gokhale mengumumkan kemarin bahwa pihaknya telah mengajukan pengaduan terhadap panitia penyelenggara dan para pembicara dari pertemuan tersebut.

Ashok Kumar, Kepala Polisi Negara Bagian Uttarakhand mengatakan insiden itu akan diselidiki dan tindakan sesuai hukum akan segera diambil.

Baca Juga : Homoseksual Garis Merah Modernisasi Saudi Ala MBS

Polisi mengeluarkan laporan terhadap para pelanggar karena telah menghasut dan menyebarkan ujaran kebencian antara kelompok yang berbeda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *