Naypidaw, Purna Warta – Sedikitnya 13 orang termasuk tujuh anak-anak tewas dan 17 terluka ketika helikopter militer menembaki sebuah sekolah di Myanmar.
Laporan dari penduduk dan media setempat menyebutkan bahwa militer melancarkan aksinya itu karena pemberontak menggunakan gedung itu untuk menyerang pasukannya.
Kekerasan terjadi pada hari Jumat di desa Let Yet Kone di wilayah Sagaing tengah.
Baca Juga : Iran – Venezuela Tanda Tangani 60 MoU Untuk Perkuat Hubungan Bilateral
Menurut laporan di portal berita Mizzima dan Irrawaddy pada hari Senin, helikopter militer Myanmar telah menembaki sekolah yang bertempat di sebuah biara Buddha di desa tersebut.
Beberapa anak tewas di tempat oleh penembakan itu, sementara yang lain meninggal setelah pasukan memasuki desa, kata laporan itu.
Dua warga, yang menolak disebutkan namanya karena masalah keamanan, mengatakan melalui telepon, mayat-mayat itu kemudian diangkut oleh militer ke kotapraja yang berjarak 11 kilometer dan dikuburkan di sana.
Gambar yang diposting di media sosial menunjukkan apa yang tampak seperti kerusakan termasuk lubang peluru dan noda darah di sebuah gedung sekolah.
Baca Juga : Mencari Energi, Kanselir Jerman Kunjungi Saudi, Emirat dan Qatar
Inspeksi Dadakan
Dalam sebuah pernyataan, militer mengatakan Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), sebuah kelompok pemberontak, dan Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF), sebuah organisasi payung gerilyawan bersenjata yang disebut junta dengan label “teroris”, telah bersembunyi di biara dan menggunakan desa untuk mengangkut senjata di daerah tersebut.
Pasukan keamanan yang dikirim dengan helikopter telah melakukan inspeksi dadakan dan diserang oleh PDF dan KIA di dalam rumah dan biara, katanya.
Dikatakan pasukan keamanan telah menanggapi dan mengatakan beberapa penduduk desa telah tewas dalam bentrokan dan bahwa yang terluka dibawa ke rumah sakit umum untuk perawatan.
Pernyataan itu menuduh kelompok bersenjata menggunakan penduduk desa sebagai perisai manusia dan mengatakan bahwa senjata termasuk 16 bom buatan tangan kemudian disita.
Baca Juga : Lagi, Koalisi Saudi Langgar Gencatan Senjata 213 Kali
Dalam sebuah pernyataan setelah kekerasan hari Jumat, pemerintah Myanmar yang digulingkan, yang dikenal sebagai Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), menuduh junta melakukan “serangan yang ditargetkan” di sekolah-sekolah.
NUG juga menyerukan pembebasan 20 siswa dan guru yang dikatakan telah ditangkap setelah serangan udara tersebut.