Kuala Lumpur, Purna Warta – PM Malaysia Anwar Ibrahim kesal dengan Facebook setelah menghapus unggahannya tentang pembunuhan Ismail Haniyeh, kepala biro politik gerakan perlawanan Palestina Hamas.
Baca juga: [VIDEO] – Lautan Masyarakat Iran Iringi Jenazah Ismail Haniyeh
PM Malaysia ini, yang bertemu Haniyeh di Qatar pada bulan Mei, mengatakan pada hari Kamis (1/8) bahwa Meta Platforms telah membuka tab pengecut baru setelah unggahannya di Facebook tentang pembunuhan Haniyeh diblokir.
“Biarkan ini menjadi pesan yang jelas dan tegas kepada Meta: Hentikan sikap pengecut ini,” kata Anwar dalam unggahan di halaman Facebook-nya.
Sebelumnya, perdana menteri Malaysia telah menekankan bahwa ia memiliki hubungan baik dengan pimpinan politik Hamas tetapi tidak memiliki hubungan di tingkat militer.
Haniyeh dibunuh dalam sebuah serangan di kediamannya pada dini hari Rabu di ibu kota Iran, Tehran, tempat ia menghadiri upacara pelantikan presiden Iran yang baru terpilih, Masoud Pezeshkian, sehari sebelumnya.
Secara terpisah pada hari Kamis, Menteri Komunikasi Malaysia Fahmi Fadzil mengatakan bahwa pemerintah telah meminta penjelasan dari Meta, dengan mencatat bahwa tidak jelas apakah unggahan tersebut diblokir secara otomatis, atau dihapus setelah adanya pengaduan.
Meta milik Mark Zuckerberg telah menetapkan Hamas sebagai “organisasi berbahaya” dan menghapus konten yang memuji kelompok perlawanan tersebut.
Malaysia sebelumnya telah mengajukan keluhan kepada Meta Platforms atas penghapusan konten, termasuk liputan media lokal tentang pertemuan terakhir Anwar dengan Haniyeh, yang kemudian dipulihkan.
Baca juga: Dani Olmo Siap Pindah ke Barcelona
Otoritas Iran mengumumkan bahwa penyelidikan ketat telah diluncurkan terhadap pembunuhan yang disengaja terhadap Haniyeh di Tehran dan hasilnya akan segera dirilis. Republik Islam telah mengumumkan tiga hari berkabung nasional atas meninggalnya pemimpin perlawanan Palestina tersebut.
Kelompok-kelompok Palestina telah mengutuk pembunuhannya dengan keras, bersumpah untuk membuat mereka yang berada di balik pembunuhan tersebut membayar harga atas tindakan keji tersebut.