Enam Anggota Anti Kudeta Tewas dalam Bentrokan Myanmar

Enam Anggota Anti Kudeta Tewas dalam Bentrokan Myanmar

Naypyitaw, Purna Warta – Setidaknya enam orang bersenjata telah tewas setelah bentrokan dengan militer di barat laut Myanmar di tengah protes anti kudeta. Bentrokan ini memicu kekhawatiran akan perang saudara di negara tersebut.

Laporan media baru-baru ini mengatakan bahwa tentara Myanmar telah menyerang pejuang Chinland Defense Force (CDF) di kota Mindat. Bentrokan tersebut merupakan putaran pertempuran paling berat dengan kelompok bersenjata lokal yang menentang kudeta.

Baca Juga : Krisis Belum Mereda, Rusia Pantau Kapal Kerajaan Inggris di Laut Hitam

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Minggu, CDF mengonfirmasi bahwa enam personilnya kehilangan nyawa selama bentrokan selama beberapa jam terakhir di wilayah tersebut.

“Enam anggota CDF kami yang mencoba melindungi keamanan orang-orang di Mindat menyerang (pasukan junta) dan mengorbankan hidup mereka untuk revolusi nasional,” ungkap pernyataan tersebut.

Seorang juru bicara CDF juga mengatakan lebih dari 10 anggota terluka selama pertempuran sengit itu, sementara lima warga Mindat ditangkap oleh militer. Dia mengatakan bahwa anggotanya membakar beberapa truk tentara dan menyergap pasukan bala bantuan, sementara itu militer menyerang kota dengan artileri.

“Pada hari Minggu (16/5) CDF telah mundur ke hutan. Kami tidak akan tinggal lagi di kota, namun kami akan segera kembali menyerang, kami hanya punya senjata rakitan dan ini tidak cukup.” kata juru bicara tersebut.

Dia menambahkan bahwa warga yang tersisa di Mindat takut meninggalkan rumah karena takut menjadi sasaran militer. Kota dan sekitarnya telah berada di bawah darurat militer sejak hari Kamis (13/5).

Sementara itu surat kabar New Light of Myanmar yang dikelola pemerintah pada hari Minggu melaporkan bahwa pengadilan militer akan diadakan untuk mengadili pelaku serangan teroris di Mindat.

“Pasukan keamanan menyaksikan beberapa serangan yang menewaskan satu orang, juga penyergapan pada hari Jumat oleh 1.000 perusuh yang telah menewaskan beberapa tentara,” kata surat kabar tersebut.

Junta telah memerintah Myanmar sejak 1 Februari setelah menggulingkan pemerintah sipil Aung San Suu Kyi dalam sebuah kudeta.

Dalam rangka menentang junta beberapa kelompok telah melakukan protes di jalan-jalan untuk menyerukan pembebasan Aung San Suu Kyi dan politisi lainnya serta pemulihan pemerintahan sipil.

Baca Juga : Penasihat Pemimpin Revolusi Iran: Iran Akan Terus Dukung Palestina

Menurut kelompok advokasi Asosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP), sedikitnya 796 orang telah tewas dalam bentrokan tersebut. Ribuan orang juga telah ditangkap, termasuk hampir 4.000 orang yang telah dijatuhi hukuman.

Banyak kelompok etnis yang mempertahankan pasukan mereka selama beberapa dekade mendukung Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) yang dibentuk bulan lalu oleh sejumlah kelompok yang menentang junta militer.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *