Sialkot, Purna Warta – Massa di Pakistan telah memukuli sampai mati seorang manajer pabrik Sri Lanka dan membakar tubuhnya dalam sebuah insiden yang dilaporkan terkait dengan dugaan penistaan agama.
Video yang beredar di media sosial menampilkan massa menyeret tubuh pria yang memar ke jalan, di mana mereka membakarnya di hadapan ratusan demonstran yang mendukung para pembunuh.
Baca Juga : Spyware Israel Retas Sejumlah iPhone Diplomat AS
Satu video yang diposting di media sosial menunjukkan massa menyeret tubuh orang Sri Lanka yang memar parah di luar pabrik.
Armagan Gondal, seorang kepala polisi di distrik Sialkot, mengatakan bahwa pekerja pabrik telah menuduh korban menodai poster bertuliskan nama Nabi Muhammad pada Jumat (3/12).
Warga Sri Lanka, Priyantha Diyawadana, digantung oleh massa di dalam pabrik, kata Gondal berdasarkan informasi awal.
“Para pekerja pabrik menyiksa manajer,” kata juru bicara pemerintah provinsi Hassan Khawar. “Total 50 orang sejauh ini telah diidentifikasi dan ditangkap.”
Baca Juga : Orang Tua Penembak di Sekolah Michigan Didakwa dengan Pembunuhan
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan dia secara pribadi akan mengawasi penyelidikan dan penangkapan sedang berlangsung, menyebut insiden itu sebagai “hari memalukan bagi Pakistan.”
The horrific vigilante attack on factory in Sialkot & the burning alive of Sri Lankan manager is a day of shame for Pakistan. I am overseeing the investigations & let there be no mistake all those responsible will be punished with full severity of the law. Arrests are in progress
— Imran Khan (@ImranKhanPTI) December 3, 2021
Kepala Menteri Punjab Usman Buzdar melalui Twitter, mengatakan dia telah memerintahkan penyelidikan atas pembunuhan warga Sri Lanka di Sialkot.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Sri Lanka Sugeeswara Gunaratne mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa negara itu mengharapkan pihak berwenang Pakistan untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyelidiki dan memastikan keadilan terkait hal tersebut.
Serangan massa terhadap orang yang dituduh melakukan penistaan agama adalah hal biasa di negara ini, meskipun serangan seperti itu terhadap orang asing jarang terjadi.
Baca Juga : Taliban Larang Pernikahan Paksa di Afghanistan
Penistaan agama dapat berujugn pada hukuman mati di Pakistan. Kelompok hak asasi internasional dan domestik mengatakan bahwa tuduhan penistaan agama sering digunakan untuk mengintimidasi minoritas agama dan menyelesaikan masalah pribadi.
Pemerintah Pakistan telah berada di bawah tekanan selama beberapa dekade terakhir untuk mengubah undang-undang penistaan agama di negara itu. Namun, kaum konservatif di negara itu dengan keras menolak tuntutan tersebut.
Serangan terakhir terjadi kurang dari seminggu setelah gerombolan Muslim membakar sebuah kantor polisi dan empat pos polisi di barat laut Pakistan setelah petugas menolak untuk menyerahkan seorang pria yang tidak stabil secara mental yang dituduh menodai kitab suci Islam, Al-Qur’an.
Tidak ada petugas yang terluka dalam serangan di Charsadda, sebuah distrik di provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
Baca Juga : Terungkap! Inilah Negara Kontributor Sampah Plastik Terbesar di Dunia
Sebelumnya, seorang gubernur Punjab di Islamabad ditembak dan dibunuh oleh pengawalnya sendiri pada 2011, setelah dia membela seorang wanita Kristen, Aasia Bibi, yang dituduh melakukan penistaan.
Dia dibebaskan setelah menghabiskan delapan tahun dan, menerima ancaman, meninggalkan Pakistan ke Kanada untuk bergabung dengan keluarganya.