Manila, Purna Warta – Amerika Serikat mengirim bantuan empat pesawat militer pada hari Kamis (10/2) kepada Filipina. Hal ini guna membantu menjaga wilayah Filipina di tengan ancaman China di Laut China Selatan.
Heather Variana, duta besar AD interim AS untuk Filipina menyerahkan langsung keempat pesawat Cessna172 Skylark itu secara simbolis kepada Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana.
Baca Juga : Pengamat : ISISI Miliki 4 Calon Pemimpin Anyar
Diketahui penyerahan paket pesawat itu senilai US$2,2 juta atau setara dengan 31 miliar rupiah yang digelar di Pangkalan Udara Angkatan Laut Filipina di Sangley Point. Empat pesawat militer itu nantinya akan dipergunakan untuk melatih pilot AL Filipina.
“Aset udara ini akan secara signifikan meningkatkan kemampuan AL untuk mempersiapkan pilot demi tugas penting memantau dan menjaga wilayah maritim kami,” kata Lorenzana, seperti yang sudah tertera pada pernyataan resmi Kedubes AS di Filipina.
Lorenzana mengaku sangat berbahagia saat menerima paket pesawat tersebut. Ia juga mengatakan, hubungan yang baik antara AS dan Filipina merupakan kunci keberhasilan akuisisi pesawat itu.
“Kami mengakui komitmen bersama kami untuk membantu menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan Indo-Pasifik,” kata Lorenzana.
Baca Juga : Amerika Serikat Alami Keterbatasan Kemampuan Pengintaian di Yaman
Selain pesawat militer, Washington juga mengirim sejumlah alutsista lain, seperti dua kapal bekas Coast Guard, kendaraan udara tak berawak dan juga senjata lain. Peralatan itu bisa membantu memodernisasi pertahanan militer Manila.
Pemberian serangkaian alutsista ini merupakan bagian dari program Pendanaan Militer Asing (FMF) yang disepakati oleh Filipina dan AS.
Diketahui kedua negara ini sudah lama menjadi sekutu dan terikat perjanjian Pertahanan Bersama 1951. Dalam kesepakatan itu, mereka berjanji saling bantu di saat perang atau ada agresi eksternal dari pihak ketiga.
Sementara itu, Washington terus menjamin kesediaan mereka untuk membantu Manila menghadapi tekanan Beijing di Laut China Selatan.
Baca Juga : Kesalahan-Kesalahan Jenderal Bintang 4 Amerika Serikat
Pengiriman paket pesawat dari AS ini sendiri muncul usai China setuju menyumbang peralatan militer bernilai jutaan dolar untuk Filipina.
Sumbangan itu datang ketika China terus meningkatkan manuvernya di Laut China Selatan. Selama ini, China mengklaim hampir seluruh wilayah di perairan itu.
Namun, klaim itu tumpang tindih dengan wilayah negara lain, termasuk Filipina. Manila lantas membawa kasus itu ke Pengadilan Arbitrase Internasional.
Pengadilan itu kemudian menyatakan klaim China di LCS tak berdasar. Namun, China menolak keputusan itu dan tetap meningkatkan kehadiran militer di LCS.
Baca Juga : Pukulan Keras Kedua ke Israel Pasca Disebut Apartheid Oleh Amnesty International