Beijing, Purna Warta – Beijing mengatakan bahwa anggaran militer China – yang merupakan terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat – akan meningkat sebesar 7,1 persen pada tahun 2022.
Sekitar 1,45 triliun yuan ($230 miliar) telah disisihkan untuk pertahanan nasional, menurut laporan anggaran pemerintah pada hari Sabtu (5/3).
Baca Juga : Presiden Ukraina Selamat dari 3 Upaya Pembunuhan Minggu Lalu
China telah mempertahankan arah untuk memperluas dan melakukan modernisasi angkatan bersenjatanya meskipun tingkat utang pemerintah yang terbilang tinggi dan ekonomi yang melambat, sebagian sebagai akibat dari pandemi virus corona.
Peningkatannya sedikit lebih tinggi dari tahun lalu yang naik di angka 6,8% dan secara umum sejalan dengan laju pertumbuhan umum dalam beberapa tahun terakhir.
Ini melebihi target pertumbuhan PDB tahunan Beijing sebesar 5,5 persen yang diumumkan secara terpisah oleh Perdana Menteri Li Keqiang pada hari Sabtu.
Dalam pidato pembukaan sesi tahunan parlemen China, Li mengatakan Beijing akan “meningkatkan pelatihan militer dan kesiapan tempur, tetap siaga dan fleksibel dalam melaksanakan perjuangan militer, dan menjaga kedaulatan, keamanan dan kepentingan pembangunan China.”
Baca Juga : Frustasi, Senator AS Ini Serukan Pembunuhan Putin
Beijing telah menggelontorkan miliaran dolar untuk modernisasi pertahanan dalam beberapa tahun terakhir karena bertujuan untuk mengubah militer besarnya menjadi kekuatan kelas dunia yang menyaingi Amerika Serikat dan kekuatan Barat lainnya.
Uji Coba Berorientasi Pertempuran
Ketegangan militer telah meningkat secara dramatis pada tahun lalu antara China dan saingannya termasuk AS dan India karena Beijing telah mengawasi pembangunan pulau di Laut China Selatan, dan juga bentrokan di perbatasan Himalaya serta konflik di Taiwan.
Li tidak melihat penting ketegangan yang terjai itu kecuali hanya sekedar peringatan standar terhadap “aktivitas separatisme” di Taiwan dan “campur tangan asing” dalam status pulau yang memiliki pemerintahan itu.
Anggaran militer Beijing masih jauh lebih rendah dari Washington, yang berjumlah lebih dari $700 miliar yang dialokasikan untuk pengeluaran pertahanan untuk tahun 2022.
Baca Juga : Zelensky Kecam NATO Karena Mengesampingkan Zona Larangan Terbang Ukraina
Tetapi, banyak analis militer luar negeri yang percaya bahwa pengeluaran yang digelontorkan saat ini adalah lebih tinggi secara signifikan daripada anggaran yang diumumkan secara publik.
“Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) adalah sayap bersenjata Partai Komunis China dan kepemimpinan partai perlu mendapatkan dukungan berkelanjutan dari kepemimpinan militer,” kata James Char, seorang ahli militer China di Universitas Teknologi Nanyang Singapura.
“Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan menunjukkan bahwa kebutuhan PLA sedang diprioritaskan.”
Presiden China Xi Jinping bulan lalu meminta militer untuk melakukan “uji coba berorientasi tempur” dan meningkatkan kapasitas untuk “perang berbasis informasi yang cerdas.”
Baca Juga : Jelang Pemilu Korea Selatan, Korea Utara Lakukan Uji Coba Rudal Ke-9 Kalinya
Dalam satu tahun terakhir, China telah melakukan dua uji coba rudal balistik hipersonik.