Beijing, Purna Warta – China telah menyuarakan keprihatinan tentang insiden baru-baru ini yang melibatkan kapal selam nuklir AS di Laut China Selatan, mendesak Washington untuk menjelaskan kecelakaan tersebut dan tujuannya berlayar di perairan internasional secara rinci.
Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menyatakan keprihatinannya pada hari Jumat (8/10), beberapa hari setelah kapal selam serangan nuklir AS menabrak objek bawah air yang tidak diketahui di Laut China Selatan, yang menyebabkan beberapa pelaut terluka.
“China sangat prihatin dengan kejadian ini. Amerika Serikat dan negara-negara lain yang terlibat harus memberikan informasi tentang detail yang relevan, termasuk lokasi pasti kejadian, tujuan misi ini, detail objek tabrakan, dan apakah ada kebocoran radiasi atau kerusakan lingkungan lainnya,” Ungkap Lijian.
Dia mengatakan bahwa AS tidak bertanggung jawab, tidak transparan dan berusaha menutupi insiden tersbeut dengan menunda publikasi informasi tentang hal itu.
“Pada 2 Oktober, kapal selam USS Connecticut bertabrakan dengan objek tak dikenal saat beroperasi di Laut China Selatan,” kata Kantor Urusan Publik Armada Pasifik AS, pada hari Kamis (7/10).
Armada mengatakan bahwa kapal selam tersebut dalam kondisi aman dan stabil, pabrik propulsi nuklir dan ruangannya tidak terpengaruh karena insiden tersebut dan tetap beroperasi penuh.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada USNI News bahwa sekitar 11 pelaut menderita luka sedang hingga ringan. Kapal selam itu sekarang menuju ke Guam di permukaan dan diperkirakan akan ditarik pada hari berikutnya.
Menurut CNN, USS Connecticut telah berada di daerah itu ketika kapal-kapal dari negara-negara termasuk AS, Australia, Inggris, dan Jepang berusaha menunjukkan kekuatan militer mereka.
Kecelakaan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan China atas unjuk kekuatan udara terbaru Beijing di dekat China Taipei.
China mengklaim Laut China Selatan secara keseluruhan. Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei memiliki klaim yang tumpang tindih atas beberapa bagian laut. AS dan sekutunya berpihak pada negara-negara penuntut saingan Beijing dalam sengketa maritim di Laut China Selatan, sementara China selalu memperingatkan AS terhadap kegiatan militer di perairan tersebut.
Beijing mengatakan potensi pertemuan militer dekat antara angkatan udara dan angkatan laut kedua negara di kawasan itu dapat menyebabkan kecelakaan.