Beijing, Purna Warta – Berbicara kepada wartawan pada konferensi pers pada hari Senin (27/2), juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning menyatakan penentangan tegas Beijing terhadap sanksi baru AS terhadap perusahaan China, dan mencela tindakan pemaksaan itu sebagai ilegal dan sepihak.
Baca Juga : Bin Salman Akan Eksekusi Hakim Peradilan Pendukungnya Sendiri
Menurut sebuah laporan oleh kantor berita China Xinhua, Mao memperingatkan bahwa China akan mengambil langkah tegas terhadap sanksi AS jika sanksi itu tidak dicabut.
“Tindakan Amerika Serikat sama sekali tidak memiliki dasar dalam hukum internasional, juga tidak disahkan dihadapan Dewan Keamanan PBB. Hal itu adalah sanksi unilateral ilegal dan yurisdiksi jangka panjang, yang secara serius merusak kepentingan China. China sangat tidak puas dan dengan tegas menentang sanksi tersebut, dan telah mengajukan pernyataan keras kepada AS,” kata Mao.
Mao juga menekankan bahwa China telah mempertahankan kenetralan dan objektivitasnya selama konflik Ukraina dan telah secara aktif mendorong dialog damai dan solusi politik sejak awal konflik tahun lalu, sementara AS telah mengobarkan konflik dengan menggelontorkan lebih dari $32 miliar dari bantuan militer ke medan perang.
“Sejelas siang hari siapa yang mempromosikan perdamaian dan siapa yang menuangkan bahan bakar ke dalam api,” tegasnya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China juga mendesak Washington untuk berhenti menyebarkan disinformasi, dan segera mencabut sanksi terhadap perusahaan China dan mencoba membantu meredakan ketegangan.
“China akan terus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk secara tegas melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan China. Menanggapi tindakan keliru AS dalam memberikan sanksi kepada perusahaan China, kami akan dengan tegas melawan mereka,” tambah Mao.
Baca Juga : Presiden Rashid: Irak Bersedia Menjadi Mediasi Antara Iran – Arab Saudi
Rusia meluncurkan apa yang disebutnya “operasi militer khusus” di Ukraina pada 24 Februari 2022, atas anggapan ancaman dari bekas republik Soviet yang bergabung dengan NATO. Sejak itu, AS dan sekutunya telah mengirim senjata ke Kiev senilai miliaran dolar, termasuk sistem roket, drone, kendaraan lapis baja, tank, dan sistem komunikasi.
Negara-negara Barat juga telah memberlakukan banyak sanksi ekonomi terhadap Moskow. Kremlin mengatakan sanksi dan bantuan militer Barat hanya akan memperpanjang konflik.