Baku, Purna Warta – Armenia dan Azerbaijan telah membuat “kemajuan nyata” dalam negosiasi perdamaian yang ditengahi oleh AS, kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken setelah diselenggarakannya pembicaraan lima hari.
“Kedua belah pihak telah membahas beberapa masalah yang sangat sulit selama beberapa hari terakhir, dan mereka telah membuat kemajuan nyata dalam perjanjian perdamaian yang tahan lama,” kata Blinken kepada wartawan, Kamis (4/5).
Baca Juga : Yordania: Suriah Memiliki Cukup Suara untuk Kembali ke Liga Arab
“Saya berharap dan percaya bahwa mereka melihat bahwa ada kesepakatan yang berada dalam jangkauan dan mereka mampu mencapai kesepakatan itu. Kesepakatan ini bukan hanya bernilai historis, tetapi juga bersifat menguntungkan bagi masyarakat Armenia dan Azerbaijan, dan tentunya akan memiliki efek yang sangat positif bagi negara-negara sekitarnya”
Blinken mengakui adanya kesulitan yang terjadi di tahap akhir dari dialog Armenia-Azebaijian tersebut dan mengatakan bahwa tahap terakhir dari setiap negosiasi adalah selalu yang paling sulit, tetapi ia menekankan bahwa untuk memastikan bantuan AS kepada kedua negara tersebut untuk melewati garis finish.
“Mereka akan terus mendapat dukungan dan keterlibatan penuh dari Amerika Serikat dalam upaya mereka untuk mengamankan perdamaian yang tahan lama dan berkelanjutan,” kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
Dalam pernyataan yang hampir identik yang dikeluarkan setelah pembicaraan, Baku dan Yerevan mengakui kemajuan yang dirujuk oleh Blinken, tetapi mengatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Baca Juga : Rusia: AS Dapat Jatuh ke dalam Jurang Konflik Bersenjata Terbuka
“Kedua belah pihak telah meningkatkan kesepahaman pada beberapa pasal dari draf Perjanjian bilateral tentang Perdamaian dan Pembentukan Hubungan Antar Negara. Namun di saat yang sama, tetap mengakui ada beberapa isu utama yang membuat mereka berbeda posisi,” ungkap pernyataan tersebut.
“Kedua Menteri menyampaikan apresiasinya kepada pihak AS karena telah menjadi tuan rumah negosiasi antara Armenia dan Azerbaijan. Kedua pihak sepakat untuk melanjutkan diskusi,” tambah mereka.
Hubungan yang Menegang
Menteri Luar Negeri Armenia Ararat Mirzoyan dan Jeyhun Bayramov, mitranya dari Azerbaijan, telah mengambil bagian dalam pembicaraan damai di ibu kota AS sejak Minggu dalam pertemuan yang berlangsung di Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS.
Pada hari Senin, Blinken bertemu secara terpisah dengan Bayramov dan Mirzoyan di Pusat Pelatihan Urusan Luar Negeri George P. Shultz di Arlington, Virginia.
Hubungan kedua negara bekas republik Soviet itu tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Karabakh, yang secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, dan tujuh wilayah yang berdekatan.
Baca Juga : Lebih dari 1000 Tahanan dari Yaman dan Koalisi Saudi akan Dibebaskan
Sebagian besar wilayah dibebaskan oleh Baku selama perang pada musim gugur 2020 yang berakhir setelah perjanjian damai yang ditengahi Rusia dan membuka pintu untuk normalisasi.
Rusia telah menanggapi pembicaraan damai yang diselenggarakan AS antara Armenia dan Azerbaijan, dengan mengatakan “tidak ada alternatif” untuk kesepakatan yang ditandatangani Moskow dengan dua negara yang bertikai pada tahun 2020.