Canberra, Purna Warta – Rasa Frustrasi telah menggandrungi banyak penduduk yang dilanda banjir di timur Australia akibat lambatnya upaya bantuan dan pemulihan. Australia bersiap menghadapi hujan lebat yang dilaporkan akan lebih deras dalam dua hari ke depan yang dapat menghambat rencana pembersihan.
Ribuan orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka setelah hujan lebat dimulai sejak akhir bulan dan membawa kehancuran yang meluas, memotong lalu lintas kota-kota, dan menyapu pertanian, ternak dan jalan.
Baca Juga : 300 Imigran Asal Haiti Terdampar di Klub Mewah Florida
Delapan belas orang telah tewas sejak banjir dimulai.
“Ini adalah banjir yang mengerikan dan menakutkan,” Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan kepada stasiun radio 2GB pada hari Senin (7/3).
“Ini adalah banjir yang belum pernah kita lihat dalam seumur hidup siapa pun, dan bahkan sebelum itu. Jadi saya bisa memahami rasa frustrasi yang besar yang sulit diungkapkan.”
Banyak personel pertahanan dikirim ke daerah-daerah yang terkena banjir untuk membantu pemulihan, kata Morrison, yang dilaporkan tertinggal dalam jajak pendapat menjelang pemilihan federal yang dijadwalkan pada Mei nanti.
Warga telah menghitung kerusakan selama akhir pekan sambil berjuang untuk membersihkan puing-puing bekas banjir dan lumpur setelah permukaan air surut di beberapa tempat.
Baca Juga : “Apa Pakistan Budak Kalian?”, Imran Khan Kritik Barat terkait Kasus Ukraina
“Kami sudah seminggu tanpa fasilitas komunikasi, tidak ada makanan, tidak ada bahan bakar … Ini sangat mengerikan dan emosional,” seorang penduduk di kota Murwillumbah, New South Wales, di antara yang paling parah dilanda banjir, mengatakan kepada penyiar ABC.
Devastating #flooding has overtaken parts of #Australia. The Lismore Levee was overtopped by record breaking #flood waters. Authorities say the flooding could crest as much as 6 feet higher than any other recorded flood event for the location. #NSWFloods pic.twitter.com/oV5FfU8JM3
— WeatherNation (@WeatherNation) March 1, 2022
Pemulihan Bisa Memakan Waktu Bertahun-tahun
Perdana Menteri Negara Bagian Dominic Perrottet, dalam kunjungannya ke daerah yang dilanda banjir, mengatakan pemulihan bisa memakan waktu bertahun-tahun.
“Cerita-cerita yang kami dengar dan rasa kehilangan yang dialami banyak orang dalam keadaan parah ini sangat memilukan hati kami, dan kami perlu memastikan agar hal itu tidak terjadi lagi,” katanya.
Baca Juga : Harga Minyak Melonjak, PBB & AS Desak Akhiri Blokade Ladang Minyak Libya
Hujan telah mereda selama dalam hari terakhir tetapi biro cuaca pada hari Senin menyiarkan ‘peringatan untuk bersiaga’ untuk beberapa bagian New South Wales, termasuk ibu kota negara bagian Sydney, karena sistem tekanan rendah intens kedua terbentuk di lepas pantai timur dalam beberapa minggu.
Biro Meteorologi memperkirakan curah hujan mencapai hingga 120 mm di Sydney pada hari Senin dan 150 mm pada Selasa. Beberapa pinggiran kota telah menerima lebih dari dua kali lipat rata-rata curah hujan bulan Maret, yakni sekitar 140 mm.