New York, Purna Warta – Bank Dunia telah mengumumkan untuk menggelontorkan lebih dari $1 miliar untuk bantuan kemanusiaan di Afghanistan. Lembaga PBB tersebut menyatakan bahwa dana itu akan diberikan kepada badan-badan PBB dan LSM internasional dan akan tetap berada di luar kendali pemerintahan sementara Taliban.
Dana tersebut, yang akan diberikan dalam bentuk hibah, bertujuan untuk men-support layanan dasar yang penting dan mendesak, melindungi warga Afghanistan yang rentan, menunjang modal dan layanan ekonomi dan sosial, dan meminimalkan ketergantungan warga Afghanistan terkait bantuan kemanusiaan di masa mendatang, kata lembaga yang berbasis di Washington itu dalam sebuah pernyataan Selasa malam (1/3).
Baca juga : Polisi Selandia Baru Bentrok dengan Demonstran Anti Vaksin
Bank Dunia menyetujui rencana untuk menggunakan lebih dari $1 miliar dari dana perwalian Afghanistan yang dibekukan untuk mendanai pendidikan, pertanian, kesehatan dan kebutuhan utama keluarga.
Keputusan itu, yang akan tentunya mengabaikan sanksi otoritas Taliban, akan memberikan dorongan besar sebagai upaya untuk meredakan krisis kemanusiaan dan ekonomi yang memburuk di negara itu.
Illegal organ trading existed before the Taliban takeover in August 2021, but the black market has exploded after millions more were plunged into poverty due to international sanctions.
Pictured: Afghan men who scars from selling kidneys. Credit: @kohsar pic.twitter.com/IJ2bZWJzVP
— Telegraph Global Health Security (@TelGlobalHealth) March 1, 2022
Jutaan Warga di Ambang Kelaparan
Dana Perwalian Rekonstruksi Afghanistan (ARTF) dibekukan pada Agustus lalu ketika Taliban menyerbu Kabul di saat pasukan internasional pimpinan AS kloter terakhir berangkat setelah 20 tahun perang.
Baca Juga : Perang Rusia-Ukraina, Efeknya ke Dunia Arab dan Tugas Baru di Kawasan
Pemerintah asing mengakhiri bantuan keuangan yang merupakan lebih dari 70 persen pengeluaran pemerintah. Amerika Serikat memimpin pembekuannya; sekitar $9 miliar dana bank sentral Afghanistan.
Pemotongan dana itu mempercepat keruntuhan ekonomi afghanistan dan memicu krisis keuangan serta memperdalam krisis kemanusiaan yang menurut PBB telah membuat lebih dari setengah populasi Afghanistan yang berjumlah 39 juta orang berada di ambang kelaparan.
Pernyataan Bank Dunia mengatakan bahwa sebagai langkah pertama, donor ARTF akan memutuskan empat proyek senilai sekitar $600 juta yang akan mendukung kebutuhan mendesak di sektor pendidikan, kesehatan dan pertanian, serta mata pencaharian masyarakat.
Baca Juga : Kota-Kota Utama Diserang Rusia, Biden Janjikan Hukuman untuk Putin
Akan ada fokus kuat untuk memastikan bahwa perempuan akan mendapat manfaat dari dukungan itu, lanjut pernyataan itu.
Bantuan Transfer Uang
Penguasa baru Afghanistan telah mengimbau masyarakat internasional untuk membantu negara itu dan telah mendesak miliaran dolar aset yang dibekukan di luar negeri untuk segera dibebaskan.
Ekonomi Afghanistan bergantung pada bantuan. Taliban berada di bawah sanksi sepihak yang membuat bank asing enggan memfasilitasi pengiriman uang bantuan.
Amerika Serikat saat ini berusaha untuk menghilangkan rasa takut bagi pihak yang takut sanksi untuk memberikan bantuan kepada Afghanistan. Amerika Serikat juga mengatakan akan membebaskan $3,5 miliar aset bank sentral Afghanistan yang dibekukan di wilayah AS untuk membantu warga Afghanistan.
Baca Juga : Ribuan Pencari Suaka Berusaha Melarikan Diri dari Maroko ke Spanyol