AUKUS: Australia Semakin Dekat untuk Memperoleh Kapal Selam Bertenaga Nuklir

AUKUS Australia Semakin Dekat untuk Memperoleh Kapal Selam Bertenaga Nuklir

Canberra, Purna Warta Para pemimpin Amerika Serikat, Inggris dan Australia telah mengatakan dalam sebuah pernyataan yang menandai peringatan satu tahun blok keamanan AUKUS bahwa mereka telah membuat kemajuan signifikan di mana Australia dapat memperoleh kapal selam bertenaga nuklir.

“Kami teguh dalam komitmen kami agar Australia memperoleh teknologi itu secepat mungkin,” kata pernyataan itu pada hari Jumat.

Baca Juga : Saat Ini Tidak Ada Negosiasi tentang Normalisasi Hubungan antara Damaskus dan Ankara

AUKUS dipandang sebagai kampanye oleh sekutu Barat untuk menyaingi pertumbuhan kekuatan dan pengaruh China, khususnya terkait teknologi militernya, tekanan terhadap Taiwan dan pengerahannya di Laut China Selatan.

Inti dari perjanjian AUKUS adalah rencana untuk memberi Australia teknologi dan kemampuan untuk mengerahkan kapal selam bertenaga nuklir yang dipersenjatai secara konvensional.

Para pemimpin AUKUS; Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Liz Truss dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, juga mengatakan mereka telah membuat langkah signifikan di bidang lain, termasuk senjata hipersonik, siber, kemampuan perang elektronik, dan kemampuan bawah laut tambahan.

Keberatan China

Beijing telah berulang kali mengecam proyek kapal selam dan pekan lalu bentrok dengan blok AUKUS di IAEA.

Baca Juga : Harga Minyak Capai Level Terendah Dalam 8 Bulan Terakhir

Di bawah aliansi yang diumumkan tahun lalu, Australia berencana untuk memperoleh setidaknya delapan kapal selam nuklir yang menurut kepala Badan Energi Atom Internasional Rafael Grossi akan berbahan bakar “uranium yang sangat diperkaya”, yang artinya teknologi itu bisa menyamai level senjata nuklir.

Hingga saat ini, tidak ada pihak dalam Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir selain dari lima negara (Amerika Serikat, Rusia, Cina, Inggris, dan Prancis) yang diakui perjanjian tersebut sebagai negara memiliki kapal selam nuklir. Kapal dapat bertahan di bawah air lebih lama daripada kapal konvensional dan lebih sulit dideteksi.

“Kemitraan AUKUS melibatkan transfer ilegal bahan senjata nuklir, yang pada dasarnya merupakan tindakan proliferasi nuklir,” kata China dalam lembaran pernyataan posisi yang dikirim ke negara-negara anggota IAEA selama pertemuan triwulanan pekan ini dari 35 negara Dewan Gubernur IAEA.

Australia mengatakan tidak akan mampu dan tidak mau menggunakan bahan bakar di kapal selamnya untuk membuat senjata nuklir karena kapal akan memiliki unit tenaga las yang mengandung bahan nuklir yang akan memerlukan pemrosesan kimia untuk digunakan dalam bom atom, dan Australia tidak memiliki atau menginginkan fasilitas yang dapat melakukan itu.

Baca Juga : Menteri Luar Negeri Saudi: Kami Bermaksud Menjalin Hubungan Positif Dengan Iran

Negara-negara AUKUS dan IAEA mengatakan NPT memungkinkan apa yang disebut propulsi nuklir laut asalkan pengaturan yang diperlukan dibuat dengan IAEA.

Cina tidak setuju dalam hal ini karena bahan nuklir akan ditransfer ke Australia alih-alih diproduksi olehnya. Ia berpendapat bahwa IAEA melampaui mandatnya dan menginginkan proses tersebut diselidiki oleh antar-pemerintah ketimbang menyelesaikannya sendiri yang notabene adalah badan nuklir internasional.

Dalam pernyataannya yang berjumlah tujuh halamannya, China mengatakan negara-negara AUKUS berusaha untuk menyandera IAEA sehingga bisa menghapus proliferasi nuklir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *