Purna Warta – Puluhan tewas dan ribuan lainnya terluka akibat ledakan pager atau alat komunikasi jarak jauh yang digunakan oleh para anggota Hizbullah dan lainnya di Lebanon. Rumah sakit di Beirut dan kota lainnnya kewalahan menampung pasien luka-luka dan memanggil seluruh personel, ujar Menteri Kesehatan Lebanon.
Baca juga: Perselisihan Terkait Darimana Pager Yang Meledak di Lebanon Berasal
Diantara yang terluka adalah Duta Besar Iran di Lebanon, Mojtaba Amani yang juga merupakan anggota dari Hizbullah. Juru bicara Kelompok perlawanan Lebanon secara anonim menyampaikan pada Reuters bahwa insiden ledakan pager ini merupakan kebobolan keamanan terparah dalam sejarah kelompok perlawanan tersebut sejak tahun lalu.
Menurut sumber yang berbicara dengan The Wall Street Journal, alat-alat komunikasi yang meledak adalah alat-alat baru yang belum lama masuk Lebanon dan diterima Hizbullah.
Hingga kini belum jelas apa yang memicu ledakan namun otoritas Lebanon yakin bahwa Israel berada dibalik serangan siber itu. Menteri Luar Negeri Lebanon mengatakan bahwa peristiwa tetrsebut merupakan “eskalasi berbahaya Israel” ia juga mengklaim bahwa itu serangan itu “diiringi oleh ancaman Israel untuk menyeret Lebanon menuju perang berskala besar”
Sejarah perseteruan Hizbullah dan Israel sudah berlangsung cukup lama. Pada perang 34 hari 2006, Israel berperang menghadapi Hizbullah dimana mereka mengklaim kemenangan meskipun kenyataan tidak demikian.
Sarit Zehavi, penemu Alma, pusat penelitian keamanan Israel mengatakan terkait perang 2006 bahwa Israel jauh dari kemenangan. “Sejak 2006 kita gagal mengalahkan Hizbullah dan mereka terus menyerang hingga akhir peperangan” ujarnya.
Kelompok Hizbullah kini memiliki kemampuan militer yang cukup mumpuni dan perlu diperhtungkan. Zehavi mengatakan bahwa itu disebabkan oleh Israel yang justru fokus ke tempat lain.
Baca juga: Perdana Menteri Lebanon: Lebanon Kini Sedang Berperang
Peristiwa ini membuat publik internasional bertanya-tanya akan menjadi seperti apa konflik kedua kubu ini. Tentu tidak ada yang menginginkan perang, namun jika terjadi maka Israel akan menghadapi perang beberapa sisi. Secanggih apapun kubah besi, itu tidak akan bisa menghalau ribuan rudal yang diluncurkan sekaligus.