Purna Warta – Masa depan USAID, agensi dana luar negeri Amerika kini berada di ujung tanduk dengan Trump yang berencana menggabungnya dengan Kementerian Dalam Negeri. USAID atau Agensi Amerika untuk Pengembangan Luar Negeri mengatakan bahwa ribuan karyawan akan mengalami PHK jika Trump mengeksekusi rencana tersebut.
Baca juga: Militer Sudan Membuat Kemajuan Dalam Upaya Merebut Khartoum
Trump memperjelas bahwa ia ingin pengeluaran Amerika di luar negeri harus sejajar dengan mottonya yaitu “America First”. Kini, sektor pembangunan dan pengembangan internasional harus bersiap menghadapi efeknya yang tentu mempengaruhi program-program kemanusiaan.
Elon Musk, milyuner teknologi itu membantu upaya pemerintahan untuk mengurangi dana federal. Ia menyebut bahwa USAID adalah sebuah organisasi kriminal dan Trump harus setuju untuk membubarkannya.
USAID itu sendiri didirikan pada awal 1960an untuk mengelola bantuan kemanusiaan atas nama pemerintah Amerika. Badan tersebut mempekerjakan sekitar 10.000 orang dan memiliki basis di lebih dari 60 negara serta bekerjasama dengan puluhan negara lainnya. Akan tetapi, banyak dari pekerjaan-pekerjaan USAID sebenarnya dilakukan oleh organisasi-organisasi lainnya yang memiliki kontrak dan didanai oleh USAID.
Di bidang pangan USAID tak hanya membuat program pangan dengan menyediakan makanan di negara-negara tertinggal. Badan ini juga menjalankan sistem pendeteksi krisis kelaparan yang menggunakan analisa data untuk memprediksi kapan krisis pangan berikutnya akan muncul.
Kebanyakan dari dana USAID digunakan untuk mendanai program-program kesehatan seperti vaksinasi polio di negara yang mengalami masalah tersebut dan membantu mencegah penyebaran virus yang berpotensi menimbulkan pandemi.
Menurut data pemerintahan yang dinukil BBC, Amerika menghabiskan 68 miliar dolar untuk bantuan internasional. Dana-dana tersebut banyak digunakan di negara-negara Asia, Afrika sub-Sahara dan Eropa – khususnya Ukraina.
Trump sejak lama mengkritik sistem ini dan menyebutnya bukan cara yang bagus dalam menggunakan uang pajak. Gedung Putih juga merilis daftar proyek USAID yang disebut sebagai pemborosan dan penyalahgunaan. Diantara proyek tersebut adalah 1,5 juta dolar untuk program kelompok LGBT di Serbia, 2,5 juta dolar untuk program kendaraan listrik di Vietnam dan 6 juta dolar untuk program turis di Mesir.
Baca juga: Penembakan Massal Terparah Di Swedia Buat Para Imigran Khawatir
Setelah menjabat, Trump menandatangani perintah eksekutif yang memerintahkan hampir seluruh pengeluaran internasional ditahan selama 90 hari untuk dilakukan peninjauan.
Menteri Luar Negeri Amerika Rubio yang bertanggungjawab atas urusan ini menegaskan bahwa “banyak fungsi yang dikerjakan oleh organisasi (USAID) terus berjalan, tapi pengeluaran harus sejalan dengan kepentingan nasional”.