Purna Warta – Diplomasi panda adalah sebuah istilah yang secara resmi digunakan oleh pemerintah Cina untuk mendistribusikan panda ke seluruh dunia. Hal itu merupakan sebuah usaha diplomatik Cina untuk meningkatkan citra negara bambu tersebut di mata dunia dan juga membuka peluang kerjasama antar negara.
Dalam rangka menjalin hubungan baik dengan komunitas internasional, di masa awal terbentuknya Cina, Mao Zedong selaku pemimpin negara tersebut menghadiahkan panda yang merupakan hewan terancam punah ke negara-negara lain. Mulanya hal ini hanya dilakukan pada negara-negara komunis yang kala itu memiliki hubungan baik dengan Cina seperti Korea Utara dan Uni Soviet, namun kemudian berkembang ke komunitas global secara masif.
Diplomasi panda ini mengalami perombakan pada tahun 1984 di masa pemerintahan Deng Xiaoping. Ia mengubah status panda itu yang tadinya merupakan hadiah menjadi pinjaman, sehingga mulai saat itu panda-panda yang diberikan pada negara-negara lain berstatus pinjaman dengan biaya sewa.
Negara pertama yang memberikan penawaran panda Cina setelah perombakan itu adalah Amerika Serikat yang menawarkan pinjaman 50.000 dolar perbulan per-ekor. Uang ini akan dimanfaatkan untuk mengembangkan habitat dan penangkaran panda di negara asalnya.
Diplomasi panda ini kemudian menjadi sebuah alat pertukaran budaya dan diplomasi publik yang tidak bisa dianggap remeh. Kedatangan panda di negara asing biasanya mengundang media-media massal yang akan meningkatkan daya tarik. Sehingga dengan itu semua bisa meningkatkan kesempatan pertukaran budaya dan pengadaan kerjasama antara Cina dan tuan rumah panda-panda tersebut.
Diplomasi panda ini memberikan pinjaman panda kepada negara-negara dengan biaya sewa bulanan yang tentu akan dikembalikan ke Cina seusai berakhirnya masa sewa. Anak-anak panda yang lahir di negara asing tetap menjadi kepemilikan Cina dan harus dikembalikan pada akhirnya.