Zainab Soleimani Kepada Trump: Anda Akan Jalani Hidup Dalam Ketakutan

Zaenab 1

Teheran, Purna Warta – Akun Twitter yang dinisbahkan kepada Zainab Soleimani, putri Haj Syahid Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds dari Korps Pengawal Revolusi Islam, telah bereaksi terhadap berakhirnya rezim Donald Trump, mantan Presiden AS.

Pesan itu berbunyi: “Tuan Trump, Anda membunuh ayah saya dengan harapan palsu bahwa anda akan dilihat sebagai pahlawan, sementara dia adalah jenderal dengan penuh kemenangan telah memimpin perang melawan ISIS dan al-Qaeda. Tetapi sebaliknya, Anda dikalahkan, terisolasi, dan hancur. Tidak ada yang melihatmu sebagai pahlawan, tapi sebagai seseorang yang akan menghabiskan hidupnya dalam ketakutan akan musuh-musuhnya.”

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif telah menerbitkan ulang pesan Twitter tersebut di akun resminya.

Dalam pesan lain tentang akhir masa kepresidenan Trump, Zarif menulis bahwa nama Syahid Soleimani akan terus bersinar, tetapi Trump akan ditinggalkan di tong sampah sejarah.

“Trump, Pompeo, dan rekan-rekan mereka sedang dilemparkan ke dalam tong sampah sejarah dengan ketenaran,” tulisnya, merujuk pada tindakan Trump dan mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani.

“Tapi ingatan tentang Syahid Soleimani dan ribuan orang yang terbunuh, terluka atau kekurangan makanan dan obat-obatan oleh terorisme negara dan ekonomi pemerintah Trump dan kejahatannya terhadap kemanusiaan akan selalu terbuka dan terlihat, mungkin saja orang-orang baru di Washington ini akan lebih banyak  belajar darinya.”

Pada Januari tahun lalu, pemerintahan Donald Trump telah membunuh Jenderal Haj Qassem Soleimani dan teman-temannya di dekat bandara Baghdad dalam serangan teroris AS. Mike Pompeo mengakui bahwa pihaknya terlibat dalam keputusan untuk membunuh Komandan Soleimani.

Provokasi pembunuhan itu adalah bagian dari apa yang disebut kebijakan tekanan maksimum yang dilakukan oleh pemerintahan Trump terhadap Iran setelah meninggalkan perjanjian nuklir dengan Iran.

Trump mengatakan bahwa penerapan kebijakan ini akan memaksa Iran untuk datang ke meja perundingan untuk kesepakatan yang lebih baik daripada perjanjian JCPOA, menurut pendapatnya.

Selama kampanyenya dengan Biden, dia berulang kali mengklaim di depan para pendukungnya bahwa jika dia memenangkan pemilihan, dia akan menerima panggilan telepon pertamanya dari Iran untuk membahas kesepakatan baru. Donald Trump meninggalkan Gedung Putih hari ini tanpa terpenuhi angan-angannya ini.

Baca juga: Media Israel: Kegagalan Trump dalam Pemilu Cegah Rangkaian Normalisasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *