Warga AS Didesak Tinggalkan Lebanon di Tengah Situasi yang Tidak dapat Diprediksi

Warga AS Didesak Tinggalkan Lebanon di Tengah Situasi yang Tidak dapat Diprediksi

Washington, Purna Warta – Kedutaan Besar AS di Beirut telah mendesak warga Amerika untuk meninggalkan Lebanon karena situasi keamanan yang tidak dapat diprediksi di tengah perang Israel di Jalur Gaza.

Baca Juga : Raisi kepada Utusan Saudi Tekankan Pentingnya Dunia Islam Bersatu

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Minggu, misi diplomatik tersebut merekomendasikan agar Amerika memeriksa opsi penerbangan di Bandara Internasional Rafic Hariri Beirut, memantau laporan media lokal, dan mengikuti instruksi pejabat keamanan dan tanggap darurat.

“Warga AS yang ingin meninggalkan Lebanon harus meninggalkan Lebanon sekarang, karena situasi keamanan yang tidak dapat diprediksi. Masih ada penerbangan komersial, tapi kapasitasnya berkurang,” tambahnya.

Kedutaan juga memberikan formulir penerimaan krisis bagi mereka yang “membutuhkan pinjaman bantuan keuangan dari pemerintah AS untuk membeli tiket penerbangan berangkat dari Lebanon, atau tertarik untuk menerima pesan dari Departemen Luar Negeri AS.”

Mereka lebih lanjut mendesak warga AS, yang memilih untuk tidak meninggalkan Lebanon, untuk mempersiapkan “rencana darurat untuk situasi darurat.”

Baca Juga : Tawanan Israel: Hamas Memperlakukan Kami dengan Baik

Pada hari Selasa (24/10), Departemen Luar Negeri AS menaikkan tingkat peringatan perjalanan ke Lebanon menjadi “Level 4: Jangan Bepergian,” dengan alasan situasi keamanan terkait dengan “pertukaran roket, rudal, dan artileri” antara Israel dan gerakan perlawanan Hizbullah.

Undang-undang tersebut juga mengizinkan keberangkatan sementara secara sukarela bagi anggota keluarga personel pemerintah AS dan beberapa personel non-darurat dari kedutaan AS di Beirut.

Peringatan perjalanan ini muncul di tengah baku tembak antara pasukan Israel dan pejuang Hizbullah di perbatasan Lebanon pada saat rezim Tel Aviv sedang melakukan kampanye pemboman berdarah di Jalur Gaza yang terkepung.

Serangan udara Israel yang tiada henti telah menewaskan 4.741 warga Palestina dan melukai 15.898 lainnya. Pihak berwenang di Gaza mengatakan 40 persen dari korban tewas adalah anak-anak.

Baca Juga : Hamas Lancarkan Serangan Roket Paling Intens ke Israel Sejak Dimulainya Badai al-Aqsa

Israel melancarkan perang di Gaza pada 7 Oktober setelah kelompok perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa yang mengejutkan terhadap entitas pendudukan.

Hal ini juga telah memblokir pasokan air, makanan dan listrik ke Jalur Gaza, sehingga membuat wilayah pesisir tersebut terjerumus ke dalam krisis kemanusiaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *