Washington, Purna Warta – Business Insider dalam laporannya mengutip 6 sumber dekat dengan mantan Presiden AS, Donald Trump dan menjelaskan upaya mantan Presiden beserta tim kecilnya untuk membalas orang-orang Republik yang tidak setuju dengannya.
Upaya kampanye Trump beserta tim tersisanya untuk melawan orang-orang Republik yang kontra dengannya dijadwalkan pasca pengadilan tuntutan pemakzulan sang mantan Presiden AS.
“Mantan Presiden Donald Trump berupaya menghindar sorotan publik di saat Demokrat menyodorkan dokumen pemakzulannya ke Senat karena indikasi peran Donald Trump dalam kasus penyerangan ke Gedung Kongres, Capitol” demikian Business Insider melaporkan, Jumat (5/2).
Berdasarkan lansiran berita Business Insider ini, dilaporkan bahwa meskipun tidak ada dari Republik yang berprasangka bahwa Senat akan menjadikan Donald Trump tersangka, di samping harus mengambil suara 2/3 Senator, juga dikarenakan ini tidak pernah terjadi dalam sejarah 230 tahun Amerika Serikat.
“Namun demikian, Trump bersama orang-orang dekatnya tahu bahwa mereka harus tetap berhati-hati sebelum pengambilan keputusan Senat. Mereka telah diwanti-wanti bahwa sekarang bukan waktunya untuk Trump kembali ke depan khalayak umum dan melontarkan serangan-serangan lisan dan provokasi melawan Republik,” tulis Business Insider melaporkan.
Sementara di lain pihak, beberapa Penasihat Donald Trump yakin bahwa sekaranglah waktunya. Mereka menuntut Trump untuk segera berpidato di depan publik, karena para Penasihat khawatir Republik akan lepas kontrol dari tangan Donald Trump, jika masih terus diam.
Salah satu mantan Penasihat kampanye Trump menjelaskan, “Juga ada pembahasan bahwa kelamaan diam akan membuatnya lemah dan memiliki kesempatan kecil untuk menarik perhatian Republik demi pencalonan di Pemilu 2024. Sedangkan sekarang, sepertinya suara Republik masih memihak Donald Trump.”
Donald Trump adalah Presiden pertama yang akan menghadiri pengadilan tuntutan pemakzulan pasca periode kepemimpinannya berakhir. Republik telah menegaskan bahwa secara hukum, seorang Presiden, yang periode kepemimpinannya telah tamat, tidak bisa dimakzulkan.
Berdasarkan kesepakatan Republik dan Demokrat di Majlis Senat, pengadilan pemakzulan Donald Trump akan dilaksanakan pada tanggal 8 Februari 2021.
Baca juga: Satelit Zuljanah Bikin Amerika Khawatir