Washington, Purna Warta – Sekelompok senator AS telah menyatakan keprihatinannya atas jaminan keamanan yang diminta Arab Saudi dari Washington sebagai imbalan atas normalisasi hubungan dengan Israel.
Baca Juga : Pompeo: Jika Kemerdekaan Menjadi Syarat Normalisasi Saudi-Israel, Itu Tidak Mungkin
Dalam sebuah surat yang dikirim pada hari Rabu (4/10), 20 senator mendesak pemerintahan Biden untuk berhati-hati terhadap ketentuan keamanan atau bantuan nuklir apa pun ke Arab Saudi, sambil mendukung upaya Washington untuk membangun hubungan antara Riyadh dan Tel Aviv.
“Kami tetap berpikiran terbuka mengenai perjanjian apa pun yang berpotensi memperdalam hubungan politik, budaya, dan ekonomi antara Arab Saudi dan Israel,” kata mereka dalam surat tersebut, yang dipelopori oleh Senator Chris Murphy, Chris Van Hollen, Peter Welch, dan Dick Durbin. .
Namun, mereka mengatakan, “diperlukan bukti tingkat tinggi untuk menunjukkan bahwa perjanjian pertahanan yang mengikat dengan Arab Saudi selaras dengan kepentingan AS.”
Surat itu juga menimbulkan kekhawatiran atas kemungkinan AS membantu Arab Saudi dalam program nuklirnya. Para senator melanjutkan dengan mengatakan bahwa “penyediaan persenjataan yang lebih canggih ke Arab Saudi harus dilakukan dengan pertimbangan yang hati-hati untuk memastikan bahwa peralatan tersebut hanya digunakan untuk tujuan pertahanan dan tidak berkontribusi pada perlombaan senjata regional.”
Baca Juga : Amerika Serikat dan Barat; Penyokong Normalisasi dan Legalisasi Segala Dosa
Mereka lebih lanjut menyarankan bahwa setiap perjanjian harus mencakup ketentuan-ketentuan yang “bermakna” untuk mempertahankan pilihan solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina. Pada akhir Juli, pemerintahan Biden mengumumkan bahwa kesepakatan bagi Israel dan Arab Saudi untuk menormalisasi hubungan mungkin akan segera tercapai setelah pembicaraan antara Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dengan para pejabat Saudi di Jeddah.
Untuk menandatangani perjanjian dengan Israel, Riyadh secara terbuka meminta Tel Aviv untuk melaksanakan apa yang disebut Inisiatif Perdamaian Arab pada tahun 2002, yang mengkondisikan normalisasi hubungan dengan Israel melalui pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat dalam perbatasan tahun 1967.
Namun, anggota rezim sayap kanan Israel, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengatakan mereka tidak akan memberikan konsesi apa pun kepada Palestina sebagai bagian dari kemungkinan kesepakatan normalisasi hubungan dengan Arab Saudi.
Baca Juga : Ini Alasan Iran selalu Dorong Persatuan Islam dan Solidaritas Muslim
Baru-baru ini, muncul laporan mengenai kesepakatan mengenai garis besar pakta normalisasi Israel-Saudi. Berdasarkan perjanjian tersebut, Riyadh akan mendapatkan dukungan Amerika untuk program nuklir sipil, serta akses terhadap senjata canggih. Sebagai imbalannya, kerajaan tersebut akan mengambil langkah besar untuk menjauhkan diri dari Tiongkok dan Israel akan mengizinkan negara Palestina merdeka.