Washington, Purna Warta – Dalam surat hari Selasa (22/11) kepada Menteri Pertahanan Lloyd Austin, para penandatangan, termasuk anggota Komite Angkatan Bersenjata Senat, mendesak sekretaris untuk memasok Ukraina dengan MQ-1C, juga dikenal sebagai drone Gray Eagle, The Wall Street Journal melaporkan.
“Keuntungan jangka panjang dari pemberian MQ-1C kepada Ukraina adalah signifikan dan memiliki potensi untuk mendorong arah strategis perang demi kepentingan Ukraina,” tulis para legislator dalam surat tersebut.
“Pemberian bantuan yang efektif dan tepat waktu untuk menstabilkan pertahanan Ukraina dan memungkinkan perlawanan jangka panjang terhadap agresi Rusia di masa depan tetap mendesak,” tulis mereka.
Para legislator meminta Austin untuk menjelaskan sebelum 30 November mengapa Pentagon sejauh ini menolak untuk memberikan drone MQ-1C kepada Ukraina.
Di antara para penandatangannya adalah Senator Joni Ernst (R., Iowa), Senator James Inhofe (R., Okla.), yang merupakan pejabat Republik pada Komite Angkatan Bersenjata Senat, Senator Tim Kaine (D., Va. ), Senator Joe Manchin (D., W.Va.) dan Senator Mark Kelly (D., Ariz.).
Pemerintahan Biden telah menentang pemberian MQ-1C kepada Kiev karena kekhawatiran bahwa Rusia mungkin mendapatkan satu atau lebih drone dan menemukan akses ke teknologi yang digunakan di pesawat.
Dalam surat mereka, para senator mendesak Pentagon untuk mempertimbangkan kembali posisi tersebut.
Surat itu mengklaim bahwa pasukan Ukraina membutuhkan pesawat tak berawak MQ-1C Amerika, yang diproduksi oleh General Atomics, untuk melawan serangan pesawat tak berawak Rusia yang telah menghantam sasaran Ukraina.
“Atribut operasional sistem ini—ketersediaan, kemampuan mematikan, daya tahan dan kemampuan ekspor—melengkapi sistem senjata yang ada yang digunakan oleh Ukraina dan akan meningkatkan kemampuan mematikan militer Ukraina,” tulis para legislator.
Pentagon kemudian mengatakan bahwa mereka “menilai apa efek penyediaan drone ke Kiev terhadap militer AS.” “Kami selalu menilai dan mengevaluasi apa yang dapat kami kirim ke Ukraina,” kata juru bicara Pentagon, Sabrina Singh.
Seorang juru bicara General Atomics secara terpisah memberikan jaminan, bahwa perusahaan berkomitmen untuk menyediakan senjata ke Ukraina tetapi menolak mengomentari surat senator ke Pentagon.
Rusia memulai apa yang disebutnya “operasi militer khusus” di Ukraina pada Februari. Ukraina sejak itu menerima pasokan senjata besar-besaran dari AS dan sekutunya, tetapi senjata itu relatif terbatas dalam hal teknologi.
Rusia telah mengatakan bahwa mengirim senjata ke Kiev hanya akan memperpanjang perang.