Washington, Purna Warta – Menteri Dalam Negeri Amerika Serikat, Deb Haaland menyatakan pada hari Jumat (15/7) seperti dikutip dalam laporan Reuters bahwa, “Kami memiliki sejarah yang sangat brutal dan kejam di negara ini, terutama sejarah kelam dan brutal untuk penduduk asli Amerika di sekolah asrama. Kami bekerja keras setiap hari untuk mendapatkan penyelidikan ke titik penyelesaian lebih baik daripada sebelumnya.”
Baca Juga : Yaman Peringatkan tentang Hasil Perjalanan Joe Biden ke Kawasan
Haaland, yang merupakan wanita asli Amerika Serikat pertama yang menjabat sebagai sekretaris kabinet AS, lebih lanjut menggaris bawahi dalam sebuah wawancara telepon bahwa “tidak ada satu penyelidikan pun yang dapat memulihkan semua yang hilang selama periode brutal sekolah asrama yang berbasis di Amerika Serikat.”
Sekolah yang dikelola pemerintah beroperasi dari awal 1800-an hingga 1970-an yang berfungsi sebagai pusat asimilasi paksa dengan tujuan untuk memberantas budaya penduduk asli Amerika.
Sekretaris itu mengatakan “memperbaiki apa yang dilakukan sistem sekolah asrama dulu berarti memulihkan apa yang tak punya, yakni dari sisi bahasa, pendidikan, perumahan, perawatan kesehatan dan keamanan melalui penegakan hukum yang lebih baik.”
“Semua hal itu, kami sedang berusaha mengatasinya, dan bagi saya, jika kami dapat memenuhi kewajiban itu, maka akan menjadi suatu bentuk keadilan,” katanya.
Haaland memulai tur untuk mendengarkan selama setahun akhir pada pekan lalu dari para penyintas sekolah asrama tentang pelecehan yang mereka alami.
Baca Juga : E3 Memposisikan Dirinya Sebagai Polisi Perundingan
“Hal itu penting, Bagi penduduk asli yang tidak terlihat selama berabad-abad, dekade, dan tahun, memiliki kesempatan untuk menceritakan pengalaman mereka dengan seorang anggota kabinet yang duduk di sana, dan itu dapat membantu mereka untuk mengungkapkan isi hati mereka,” tegasnya.
Haaland merilis laporan awal dari penyelidikan berkelanjutan Departemen Dalam Negeri ke dalam sejarah brutal sekolah asrama penduduk asli Amerika pada bulan Mei, yang mencakup rekomendasi untuk mendanai program dalam melestarikan bahasa asli Amerika.
Pemerintah AS tidak pernah mengakui berapa banyak anak yang bersekolah di sekolah seperti itu, berapa banyak anak yang meninggal atau hilang dari mereka atau bahkan berapa banyak sekolah yang ada.
Kondisi di bekas sekolah asrama Indian mendapat perhatian global tahun lalu, ketika para pemimpin suku di Kanada mengumumkan penemuan ratusan kuburan anak-anak tanpa tanda di lokasi sekolah tempat tinggal untuk anak-anak pribumi, seperti yang dikenal lembaga di Kanada.
Tidak seperti Amerika Serikat, kata laporan itu, Kanada melakukan penyelidikan penuh ke sekolah-sekolahnya melalui Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi.
Baca Juga : Reaksi Sana’a terhadap Pembukaan Wilayah Udara Saudi untuk Israel