New York, Purna Warta – Presiden AS, Bidem menguraikan rencana ekonomi pada hari Minggu (26/6) untuk menghabiskan $200 miliar dana swasta dan publik dalam sebuah proyek global selama lima tahun untuk menandingi Cina.
Pendanaan tersebut akan digunakan untuk mendanai infrastruktur yang dibutuhkan di negara-negara berkembang di bawah prakarsa G7 yang bertujuan untuk melawan “ikatan multitriliun dolar Cina dan Jalan Inisiatif (BRI),” kata Gedung Putih pada hari Minggu.
Baca Juga : Protokol Dagang Untuk Mengurangi Ketegangan Antara Inggris Dan Uni Eropa
Biden mengumumkan rencana tersebut pada KTT G7 di Jerman, di mana ia telah bertemu dengan para pemimpin negara-negara terkaya di dunia pada pertemuan puncak tiga hari.
“Negara-negara berkembang sering kekurangan infrastruktur pusat untuk membantu menavigasi guncangan global, seperti pandemi sehingga mereka merasakan dampak yang akut, dan mereka lebih sulit pulih,” kata Biden dalam pidato dari KTT G7 di Jerman pada hari Minggu.
“Hal itu bukan hanya masalah kemanusiaan, tetapi masalah ekonomi dan keamanan bagi kita semua,” tambahnya.
Biden mengatakan inisiatif ini akan membantu dunia pada jalur yang kuat untuk masa depan dengan berinvestasi dalam proyek-proyek berkelanjutan yang berdasarkan nilai-nilai kita bersama.
Baca Juga : Panglima IRGC: Rezim Zionis Tidak Mampu Mempertahankan Dirinya Sendiri
“Ini dibangun dengan menggunakan praktik terbaik global – transparansi, kemitraan, perlindungan tenaga kerja dan lingkungan,” kata presiden AS.
Selain komitmen Amerika Serikat, negara-negara G7 secara kolektif akan merencakan mobilisasi $600 miliar untuk kemitraan pada tahun 2027.
Sementara Biden tidak secara eksplisit menyebutkan China dalam sambutannya, inisiatif tersebut secara luas dipandang sebagai upaya untuk melawan proyek global China.
Presiden Cina Xi Jinping meluncurkan inisiatif pada tahun 2013 untuk berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur di puluhan negara.
Sejak itu, Cina telah banyak berinvestasi dalam membangun infrastruktur negara-negara berkembang di Afrika dan Asia.
Baca Juga : Iran Dukung Proposal Pengadaan Konferensi Ekonomi Kaspia Kedua di Rusia
Proyek besar-besaran itu telah mendapat tentangan di beberapa negara Barat, khususnya Amerika Serikat, atas tuduhan bahwa pembiayaan tersebut dapat menyebabkan utang yang tidak berkelanjutan dan itu lebih bertujuan untuk mempromosikan pengaruh Cina daripada pembangunan.
Namun, para ahli mengatakan inisiatif itu adalah upaya perdamaian, pembangunan dan kerjasama ekonomi, bukan aliansi geopolitik atau militer.