Presiden Cile: PM Israel Netanyahu adalah Penjahat Perang

Santiago, Purna Warta – Presiden Cile Gabriel Boric telah menggambarkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai “penjahat perang,” menegaskan kembali seruannya untuk segera mengakhiri kampanye militer berdarah rezim Tel Aviv terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

“Pada saat ini, saat kita merayakan Natal, yang melambangkan harapan dan kemanusiaan, kita harus bergerak dan memikirkan penderitaan rakyat Palestina di Gaza,” kata Boric dalam acara Natal tahunan yang diselenggarakan oleh komunitas Palestina di Cile.

Boric menekankan bahwa tindakan pemerintahan Netanyahu di Gaza merupakan “kejahatan terhadap kemanusiaan” yang tidak boleh diabaikan. Ia mencatat bahwa ia telah mengangkat isu standar ganda terkait hak asasi manusia selama partisipasinya dalam KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil, bulan lalu.

“Sulit untuk berbicara tentang hak asasi manusia sambil menutup mata terhadap genosida yang terjadi di Gaza. Membela kemanusiaan tidak menoleransi tindakan setengah-setengah,” kata pemimpin Cile berusia 38 tahun itu.

Boric menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengambil langkah konkret guna menghentikan “pembantaian” yang sedang berlangsung di Gaza, seraya menambahkan bahwa “Natal seharusnya menjadi kesempatan untuk refleksi dan tindakan demi perdamaian, tidak hanya di Gaza, tetapi juga di Tepi Barat.”

Ini bukan pertama kalinya presiden Cile mengecam kejahatan perang Israel di Palestina. Pada bulan Juni, Boric menyebut Netanyahu sebagai penjahat perang selama KTT Perdamaian Ukraina yang diadakan di Swiss.

Pada bulan September, Chili bergabung dengan kasus Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ), di mana Israel dituduh melakukan genosida di Gaza.

Israel melancarkan perang di Gaza pada tanggal 7 Oktober 2023, setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa yang mengejutkan terhadap rezim Israel sebagai tanggapan atas kampanye pertumpahan darah dan kehancuran yang telah berlangsung selama puluhan tahun oleh entitas pendudukan tersebut terhadap warga Palestina.

Serangan berdarah rezim di Gaza sejauh ini telah menewaskan 45.206 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai 107.512 lainnya, kata Kementerian Kesehatan Gaza dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat. Ribuan lainnya juga hilang dan diduga tewas di bawah reruntuhan.

Militer Israel secara sistematis telah memblokir masuknya makanan, obat-obatan, pasokan medis, bahan bakar, dan tenda yang menyelamatkan nyawa ke wilayah Palestina yang terkepung sejak Oktober 2023.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *