Santiago de Chile, Purna Warta – Presiden Chili mengatakan situasi di Jalur Gaza yang terkepung, yang telah dilanda perang genosida Israel selama lebih dari tiga bulan, “jauh lebih buruk” dibandingkan dengan kota Berlin di Jerman pada tahun 1945.
Baca Juga : Menlu Iran: Serangan AS dan Inggris terhadap Yaman adalah Kesalahan Strategis dan Ilegal
Gabriel Boric menyampaikan pernyataan tersebut pada hari Senin (15/1), merujuk pada Jatuhnya Berlin yang mengakhiri Perang Dunia II. “Hampir semua rumah hancur dan 1,5 juta orang tidak punya tempat untuk tidur. Mereka kehabisan makanan,” kata presiden Chile.
Rezim Israel melancarkan agresi militer brutalnya terhadap wilayah Palestina sejak 7 Oktober 2023, ketika kelompok perlawanan Gaza melancarkan Operasi Badai al-Aqsa terhadap wilayah pendudukan.
Genosida Israel sejauh ini telah merenggut nyawa lebih dari 24.000 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan menyebabkan ribuan lainnya terluka. “Hampir 200 warga Palestina kehilangan nyawa setiap hari di Gaza. Pembantaian ini harus dihentikan sekarang,” kata presiden Chili.
Jutaan warga Gaza juga kehilangan tempat tinggal akibat serangan Israel yang, menurut PBB, telah menyebabkan sekitar 85 persen penduduk wilayah Palestina mengungsi. Rezim Israel juga telah melakukan pengepungan habis-habisan terhadap Gaza yang menghambat aliran makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan ke wilayah tersebut.
Pernyataan presiden Chili ini muncul setelah negara tersebut memanggil duta besarnya dari Israel pada bulan November tahun lalu untuk berkonsultasi sehubungan dengan genosida yang sedang berlangsung di Gaza.
Baca Juga : Amerika dan Inggris Tidak Boleh Lagi Lewati Bab Al-Mandeb
Menampung sekitar setengah juta warga Palestina, Chili menjadi tuan rumah bagi komunitas Palestina terbesar di luar negara-negara Arab. Negara Amerika Latin tersebut mengakui Palestina sebagai “negara bebas, merdeka, dan berdaulat” pada tahun 2011.